"Rakyat menginginkan kudeta!" begitu seruan dari demonstran yang berkumpul di pusat kota Tunis di sepanjang Habib Bourguiba Avenue pada Minggu (26/9).
Dari laporan
Al Jazeera, sekitar 2.000 orang juga mengikuti aksi protes di depan Teater Nasional yang kerap menjadi wadah demonstrasi besar di Tunis.
"Saya benar-benar marah. Kami berdemonstrasi untuk mengecam keputusan presiden yang menghentikan konstitusi dan kudetanya terhadap lembaga negara," ujar seorang mahasiswa, Soumaya Werhani.
Dua bulan lalu, Saied memecat perdana menteri, menangguhkan parlemen, dan mengambil alih otoritas eksekutif. Kemudian pada 22 September lalu, ia mengeluarken dekrit yang memberinya kekuatan memerintah, mengesampingkan konstitusi 2014.
Pada Sabtu (25/9), sekitar 20 kelompok HAM mengeluarkan pernyataan untuk mengutuk dekrit tersebut, menyebutnya sebagai "perampasan kekuasaan".
“Saied ingin menyingkirkan konstitusi dan demokrasi kita. Dia membawa kita kembali ke kediktatoran," kata seorang penjual komputer yang ikut dalam protes, Belgassen Bounara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: