Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Persaingan Empat Kandidat Semakin Runcing Minggu Ini, Siapa Pengganti Suga?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 27 September 2021, 14:04 WIB
Persaingan Empat Kandidat Semakin Runcing Minggu Ini, Siapa Pengganti Suga?
Empat kandidat yang maju dalam pemilihan presiden Partai Demokrat Liberal: dari kiri, Fumio Kishida, Taro Kono, Sanae Takaichi dan Seiko Noda/Net
rmol news logo Minggu ini mungkin akan menjadi saat-saat yang paling menegangkan bagi politisi Jepang.

Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa akan memberikan suara dalam pemilihan pada Rabu (29/9), setelah Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan awal bulan ini dia akan mengundurkan diri di tengah meningkatnya kritik atas tanggapan pemerintahnya terhadap virus corona.
Lebih dari 30 persen dari 382 anggota Diet (parlemen Jepang) yang tergabung dalam LDP nampaknya mendukung mantan ketua dewan kebijakan partai Fumio Kishida. Kemudian ada nama Taro Kono, menteri vaksin Covid-19.

Pekan lalu, sebuah jajak pendapat Kyodo News menunjukkan bahwa banyak suara yang menyatakan Menteri Vaksinasi Taro Kono (58 tahun) masih menjadi pilihan paling populer di antara anggota LDP untuk menjadi kepala LDP berikutnya, yang itu berarti akan menjadinya perdana menteri Jepang.

Minggu ini, Kono mendapat dukungan 47,4 persen, turun 1,2 poin persentase dari survei sebelumnya yang diadakan awal September lalu. Sedangkan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida di mendapat dukungan 22,4 persen, naik 3,9 poin.

Selain dua nama itu, ada sosok wanita, yaitu mantan menteri urusan dalam negeri Sanae Takaichi (60 tahun) dan anggota sayap liberal Seiko Noda (61 tahun).

Sebelumnya, banyak yang mengatakan bahwa hasil dari pemilihan pemimpin partai yang berkuasa di Jepang, yang akan memilih pengganti Perdana Menteri Yoshihide Suga ini, menjadi lebih sulit karena empat anggota parlemen senior telah memasuki persaingan yang berarti akan meningkatkan kemungkinan putaran kedua.

Tahun lalu, Yoshihide Suga terpilih sebagai presiden LDP menggantikan Shinzo Abe yang mundur dengan alasan kesehatan. Suga didukung penuh oleh faksi-faksi besar di belakangnya meskipun dia sendiri bukan anggota faksi. Belakangan, peringkat pemilih Suga merosot karena penanganannya terhadap pandemi Covid-19, seperti dilaporkan Reuters, Senin (27/9).

Steven Reed, seorang profesor emeritus di Universitas Chuo menyebut situasi pemilihan saat ini adalah hal yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Ia menduga bahwa faksi-faksi akan terpecah dengan mengatakan bahwa untuk pemilihan kali ini " tidak ada kereta musik untuk melompat."

Situasi polisik Jepang saat ini penuh dengan ketidakpastian setelah hampir delapan tahun masa jabatan Abe yang menjadikannya perdana menteri terlama di negara itu.

Masuknya dua perempuan di ajang pemilihan juga dipandang sebagai pemberi warna yang telah menghidupkan kembali diskusi tentang representasi perempuan yang buruk dalam politik Jepang. Sejauh ini, tidak ada yang memiliki dukungan yang cukup untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama di negara itu.

Seiko Noda adalah mantan menteri pemberdayaan perempuan yang telah mengkampanyekan tema inklusivitas dan keragaman, sementara Sanae Takaichi, mantan menteri urusan dalam negeri sayap kanan yang pernah difoto dengan neo-Nazi Jepang, telah bersumpah untuk menciptakan "Jepang yang indah dan kuat".

Baik Takaichi maupun Noda, yang berusaha menjadi perdana menteri wanita pertama Jepang, pada awalnya dipandang memiliki peluang. Tetapi para analis mengatakan dukungan dari Abe dan kaum konservatif inti telah semakin memperkuat peluang Takaichi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA