Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kapal Perang Inggris Lintasi Selat Taiwan, China: Ini Niat Jahat dan Merusak Perdamaian

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 28 September 2021, 09:19 WIB
Kapal Perang Inggris Lintasi Selat Taiwan, China: Ini Niat Jahat dan Merusak Perdamaian
HMS Richmond/Net
rmol news logo Aksi Inggris yang memerintahkan kapal perangnya, HMS Richmond, melintasi Selat Taiwan mendapatkan reaksi keras dari China.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Sebuah pernyataan yang dirilis oleh People's Daily menunjukkan kecaman Beijing terhadap London yang berlayar melalui selat sensitif itu pada Senin (27/9).

"Perilaku semacam ini mengandung niat jahat dan merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," tegas Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.

Di Twitter, People's Daily juga melaporkan bahwa Angkatan Udara dan Laut China telah diperintahkan untuk mengikuti dan memperingatkan HMS Richmond saat mereka melanjutkan perjalanan ke Vietnam.

"Pasukan komando teater selalu menjaga tingkat kewaspadaan yang tinggi dan dengan tegas melawan semua ancaman dan provokasi," tambah People's Daily.

HMS Richmond merupakan fregat Type 23 milik Royal Navy, dan menjadi bagian dari Carrier Strike Group 21 yang dipimpin oleh HMS Queen Elizabeth.

Akun Twitter resmi dari HMS Richmond mencuit mereka tengah berpartisipasi dalam operasi penegakan sanksi PBB terhadap Korea Utara ketika melintasi Selat Taiwan dalam perjalanan ke Vietnam pada awal pekan ini.

"HMS Richmond menavigasi Selat Taiwan sesuai dengan hukum internasional ke tujuan berikutnya. Di mana pun Royal Navy beroperasi, mereka melakukannya dengan sepenuhnya mematuhi hukum dan norma internasional, dan menggunakan hak mereka atas kebebasan navigasi dan penerbangan yang disediakan oleh PBB Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Tak terkecuali HMS Richmond," kata Kementerian Pertahanan Inggris.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya di bawah prinsip "Satu Negara, Dua Sistem". Sementara pemerintahan Taiwan saat ini menegaskan diri sebagai negara yang merdeka dan demokrasi. Dalam beberapa waktu terakhir, Beijing dibuat marah dengan tindakan Amerika Serikat (AS) yang kerap memberikan dukungan pada Taiwan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA