Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kasus Pembunuhan AS Naik 30 Persen Selama 2020, Pandemi Jadi Salah Satu Penyebab

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 28 September 2021, 11:58 WIB
Kasus Pembunuhan AS Naik 30 Persen Selama 2020, Pandemi Jadi Salah Satu Penyebab
Ilustrasi/Net
rmol news logo Biro Investigasi Federal (FBI) merilis data terbaru tentang jumlah pembunuhan AS yang meningkat hampir 30 persen selama 2020 dibandingkan tahun sebelumnya pada Senin (27/9). Banyaknya orang dengan waktu luang selama pandemi diduga jadi salah satu penyebabnya.

Dalam catatannya, FBI mengatakan bahwa pembunuhan dan pembunuhan tidak disengaja naik sekitar 29,4 persen menjadi 21.570, meningkat 4.901 dibandingkan 2019. Ini adalah perkiraan total tertinggi sejak awal 1990-an, ketika pembunuhan tetap di atas 23.000 per tahun karena perang narkoba terjadi di banyak tempat di AS.

Kejahatan kekerasan pada tahun 2020 juga naik 5,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya sementara kejahatan properti terus menurun hampir dua dekade di angka 7,8 persen. Perampokan dan pemerkosaan masing-masing turun 9,3 persen dan 12 persen.

James Alan Fox, seorang kriminolog di Northeastern University di Boston, mengatakan dia menganggap 2020 sebagai “situasi unik” dan bukan bagian dari tren jangka panjang apa pun. Dia menghubungkan kenaikan dramatis dengan pertemuan faktor, termasuk pandemi virus corona, konflik politik dan ras serta orang-orang pada umumnya memiliki terlalu banyak waktu luang.

“Saya tidak ingin mengecilkan apa yang terjadi. Saya hanya tidak ingin orang percaya bahwa langit akan runtuh dan ini adalah tren yang permanen,” kata Fox, seperti dikutip dari AP, Selasa (28/9).

Bahkan dengan peningkatan pembunuhan besar-besaran, katanya, jumlahnya masih jauh lebih rendah daripada yang dialami negara itu selama epidemi kokain 30 tahun yang lalu.

Sementara kelompok kontrol senjata mencatat bahwa senjata api adalah pendorong utama kekerasan.

“Lompatan pembunuhan ini hanyalah bukti terbaru bahwa kita mengalami epidemi kekerasan senjata dalam pandemi Covid,” kata John Feinblatt, presiden Everytown for Gun Safety, dalam sebuah pernyataan.

“Spiral kematian ini akan berlanjut sampai kita membendung aliran senjata ilegal dan berinvestasi dalam program intervensi yang terbukti,” lanjutnya.

Program Uniform Crime Report dijalankan oleh FBI dan mengumpulkan data setiap tahun dari lembaga penegak hukum dalam beberapa kategori, di antaranya kejahatan kekerasan, pemerkosaan, perampokan dan penyerangan berat serta kejahatan properti. Data tersebut hanya sebuah perkiraan, karena tidak semua instansi menyampaikan informasi.

FBI mengatakan sekitar 85 persen dari 18.619 lembaga penegak hukum yang memenuhi syarat mengirimkan data pada tahun 2020. Akibatnya, FBI memperingatkan agar tidak menggunakan laporannya untuk menentukan peringkat kota. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA