Begitu kritik yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi ketika melakukan dialog formal secara virtual denagn Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Senin (27/9).
Dengan tegas, Wang menyatakan penentangan Beijing atas operasi NATO di sekitar China, dengan kapal dan pesawat militernya hilir mudik dalam beberapa tahun terakhir.
"Kawasan Asia-Pasifik tidak membutuhkan blok militer baru, juga tidak boleh ada konfrontasi antara kekuatan besar, apalagi klik yang dirancang untuk menghasut Perang Dingin baru," kata Wang, seperti dimuat
News Week.
"NATO harus mematuhi posisi geografis aslinya," tambah dia,
Lebih lanjut, Wang mengatakan, NATO harus mengambil pandangan yang rasional dan objektif mengenai China. Keduanya tidak boleh memberikan informasi yang salah, kebohongan, dan rumor.
Di sisi lain, Stoltenberg mengatakan, NATO tidak akan pernah menganggap China sebagai musuh. Tetapi Beijing harus mematuhi aturan internasional dan transparan perihal program senjata nuklirnya.
"China belum, dan tidak akan, menjadi musuh NATO," kata Stoltenberg.
Kebijakan NATO secara tradisional berpusat pada ancaman yang dirasakan Rusia terhadap Eropa, tetapi aliansi tersebut membuat banyak referensi tentang kekhawatiran seputar ambisi China ketika Presiden Joe Biden mengunjungi markas besarnya di Brussels pada Juni.
Komunike NATO, yang mendapat tanggapan kuat dari Beijing, mencerminkan pandangan mayoritas tentang pertumbuhan militer China, dan terutama pengaruh politiknya yang meningkat di seluruh dunia.
Beberapa anggota, terutama Prancis, juga telah mempertanyakan keterikatan NATO terhadap isu mengenai China.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: