"Kedua pemimpin diharapkan untuk berkonsentrasi pada situasi di Suriah, juga membahas agenda di bidang ekonomi dan hubungan internasional lainnya," lapor Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dikutip dari
TASS, Kamis (29/9).
Rusia adalah sekutu utama pemerintah Suriah sementara Turki mendukung kelompok-kelompok yang telah berjuang untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar Assad.
Namun, pasukan Rusia dan Turki telah sepakat bekerja sama dalam mencari solusi politik di negara yang dilanda perang itu.
Pertemuan di Sochi itu berlangsung selana hampir tiga jam, dimulai pada pukul 13:30 waktu Moskow.
Putin juga menggiring perhatian pada kontrol gencatan senjata di Nagorno-Karabakh, untuk 'jaminan yang kuat' terhadap stabilitas di kawasan itu.
Sektor energi juga menjadi topik dalam agenda. Putin berterima kasih kepada Erdogan atas sikapnya dalam pembangunan TurkStream, yang dibalas dengan tanggapan Erdogan terkait proyek bersama – Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir 'Akkuyu', blok energi pertama yang dapat dibuka tahun depan.
Pertemuan tatap muka ini adalah yang pertama bagi kedua presiden dalam satu setengah tahun terakhir. Pertemuan mereka sebelumnya berlangsung pada Maret 2020, di Kremlin, ketika Erdogan juga melakukan kunjungan kerja ke Rusia.
Pandemi Covid-19 membuat pertemuan selanjutnya hanya bisa berlangsung secara virtual.
Beberapa analis menyoroti bahwa Turki berupaya mencari 'penyeimbang' dari memanasnya hubungan Ankara-Washington dengan mendekat ke Moscow.
Baru-baru ini, Presiden AS Joe Biden menolak untuk memberikan pertemuan empat mata dengan timpalannya dari Turki di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA).
Erdogan sempat mengeluh bahwa ia kadang berhasil bekerja dengan baik dengan mantan presiden AS, tetapi sulit untuk memahami Biden.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: