Beberapa korban dilaporkan dipenggal secara brutal. Hingga saat ini pihak berwenang masih menemukan mayat korban insiden kekerasan yang pecah di Lembaga Pemasyarakatan Litoral di Guayaquil, Ekuador pada Selasa (28/9).
"Sedikitnya 100 orang dilaporkan tewas dan 52 terluka," kata Bolivar Garzon, direktur sistem penjara Ekuador, seperti dikutip dari
Russian Today, Kamis (30/9).
Komandan polisi nasional Fausto Buenano mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para tahanan yang bersenjatakan granat dan senjata jarak dekat saling membunuh, dan enam korban ditemukan dipenggal.
"Setelah operasi lima jam, polisi yang menggunakan 'senjata tidak mematikan' berhasil merebut kembali kendali penjara," kata Buenano kepada wartawan.
Buenano mengatakan bahwa petugasnya diserang oleh tahanan bersenjata, tetapi tidak mengatakan apakah petugas ini kemudian membunuh atau melukai tahanan. Video yang diposting oleh pemerintah Negara Bagian Guayas menunjukkan barisan polisi anti huru hara memasuki penjara, dan enam juru masak dievakuasi dari fasilitas tersebut.
"Meskipun kekerasan telah diredakan, sekitar 10 mayat tetap berada di dalam penjara dan petugas sedang bekerja untuk mengeluarkannya," tambah Garzon.
Geng-geng yang bersaing memperebutkan kendali di penjara diyakini bertanggung jawab atas pertempuran tersebut, dengan pejabat Ekuador menyalahkan kelompok 'Los Lobos' dan 'Los Choneros'.
Kelompok ini adalah dua dari banyak geng yang beroperasi di sistem penjara Ekuador yang penuh sesak dan seringkali tanpa hukum, dengan banyak kelompok terkait dengan kartel Sinaloa Meksiko dan Kartel Generasi Baru Jalisco.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: