Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan pihaknya sangat kecewa ketika Taliban melarang anak perempuan melanjutkan sekolah menengah mereka.
"Tindakan baru-baru ini yang sayangnya kita lihat di Afghanistan, sangat mengecewakan melihat beberapa langkah mundur," kata Al Thani dalam konferensi pers di Doha pada Kamis (30/9), seperti dikutip
Al Jazeera.
Al Thani mengatakan, pihaknya akan terus melakukan komunikasi dengan Taliban dan berusaha menunjukkan kelompok itu bagaimana negara-negara Muslim menjalankan sistem Islam, termasuk menangani isu-isu mengenai perempuan.
"Salah satu contohnya adalah negara Qatar, yang merupakan negara Muslim. Sistem kami adalah sistem Islam, tetapi kami memiliki jumlah perempuan melebihi laki-laki dalam angkatan kerja, pemerintahan, dan pendidikan tinggi," tambah Al Thani.
Setelah mengambil alih kendali Afghanistan pada pertengahan Agustus, Taliban berkomitmen untuk membentuk pemerintahan yang inklusif, yang menghormati hak-hak perempuan. Tetapi dalam beberapa pekan terakhir, hal itu diragukan, Taliban justru dinilai melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Sudah hampir dua minggu Taliban melarang anak perempuan pergi ke sekolah menengah, yang memicu aksi protes dari kaum perempuan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: