Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

CEO SoftBank Group Masayoshi Son Muncul di Antara 1.000 Perusahaan dan Tokoh Jepang dalam Pandora Papers

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 04 Oktober 2021, 09:45 WIB
CEO SoftBank Group Masayoshi Son Muncul di Antara 1.000 Perusahaan dan Tokoh Jepang dalam Pandora Papers
CEO SoftBank Group Corp Masayoshi Son/Net
rmol news logo Lebih dari 1.000 perusahaan dan individu Jepang terdaftar dalam dokumen yang disebut ‘Pandora Papers’ yang berisi kebocoran hampir 12 juta arsip yang mengungkapkan kekayaan tersembunyi, penghindaran pajak dan juga  pencucian uang oleh beberapa orang terkaya dan terkuat di dunia.

Dari jumlah itu, terdapat nama Ketua dan CEO SoftBank Group Corp Masayoshi Son.  

Menurut dokumen tersebut, Son membeli jet bisnis sekitar tahun 2014 melalui perusahaan yang didirikan pada tahun 2009 di Kepulauan Cayman, wilayah Inggris yang dianggap sebagai surga pajak perusahaan.

“Kepemilikan pesawat dialihkan ke perusahaan perwalian AS dan Son membayar biaya saat ia menggunakan jet berdasarkan kontrak sewa,” lapor Kyodo News, Senin (4/10).

Menurut para ahli hukum dan keuangan, ada kemungkinan bagi seseorang dalam situasi itu untuk mengurangi penghasilan kena pajak mereka dengan membayar biaya penggunaan pesawat semacam itu bahkan jika mereka memilikinya secara efektif, karena biaya tersebut dapat dianggap sebagai kerugian.

Seorang juru bicara SoftBank membantah Son memproses biaya sedemikian rupa, mengatakan bahwa perusahaan Kepulauan Cayman adalah anak perusahaan dari perusahaan Jepang yang dipimpin oleh Son dan bahwa kontrak sewa bukan merupakan penghindaran pajak.

Nama-nama yang ditemukan dalam materi yang diperoleh Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) itu juga termasuk Takeo Hirata, mantan kepala bagian Sekretariat Kabinet yang bertugas mempromosikan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.

Pandora Papers menunjukkan bahwa Hirata mendirikan sebuah perusahaan di British Virgin Islands pada tahun 2004 selama masa jabatannya sebagai sekretaris jenderal Asosiasi Sepak Bola Jepang, dan melikuidasinya pada tahun 2008.

Hirata, mantan birokrat Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional saat itu, mengatakan bahwa dia mendengar tentang surga pajak dari mitra negosiasi yang dia temui ketika mengerjakan masalah yang berhubungan dengan sepak bola dan minyak.

“Saya ingin belajar seperti apa. Saya tidak memindahkan uang sedikitpun,” kata Hirata.

Hirata mengundurkan diri pada bulan Agustus dari bagian Sekretariat Kabinet yang mempromosikan Olimpiade Tokyo menyusul laporan majalah mingguan bahwa ia telah menggunakan kendaraan pemerintah untuk pergi ke pelajaran golf yang mahal, dan bahwa ia telah ditawari pelajaran secara gratis.

Orang lain yang disebutkan di Pandora Papers adalah George Hara, seorang kapitalis ventura teknologi yang menjabat sebagai penasihat khusus untuk Kantor Kabinet Jepang, memiliki sebuah perusahaan di Kepulauan Virgin.

Dokumen tersebut menunjukkan perusahaan, yang dibuat untuk kegiatan investasi di Jepang, memiliki aset senilai 31 juta dolar AS pada 2017, tetapi Hara membantah informasi itu.

Hara adalah seorang mantan eksekutif perusahaan kimia Jepang yang sekarang kolaps dan memiliki sebuah perusahaan di Kepulauan Virgin dengan aset senilai sekitar 12,7 juta dolar AS. Perusahaan ini ada untuk tujuan mengelola sebuah yayasan di Liechtenstein.

“Saya menyumbangkannya sebelum kebangkrutan. Saya tidak tahu apa yang terjadi setelahnya dan perusahaan itu bukan milik saya,” kata mantan eksekutif itu kepada Kyodo News. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA