Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bagai "Dua Kalajengking", AS dan China Tidak Akan Perang Terbuka di Laut China Selatan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 04 Oktober 2021, 17:34 WIB
Bagai "Dua Kalajengking", AS dan China Tidak Akan Perang Terbuka di Laut China Selatan
Diskusi RMOL World View pada Senin, 4 Oktober 2021/Repro
rmol news logo Berbagai manuver China yang dilawan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya di Laut China Selatan diyakini tidak akan berujung pada sebuah perang terbuka.

Pengamat hubungan internasional Mohamad Rosyidin menilai, situasi geopolitik di Laut China Selatan yang kerap tegang adalah suatu hal yang biasa.

"Saya skeptis bahwa situasi itu akan bereskalasi menjadi perang terbuka," kata dosen Universitas Diponegoro ini dalam diskusi RMOL World View pada Senin (4/10).

Menurut Rosyidin, kehadiran AS dan sekutu-sekutunya di Laut China Selatan tidak akan membuat Beijing gentar. Itu lantaran AS dan China sendiri adalah dua kekuatan nuklir dunia.

Mengutip penemu bom atom, Robet Oppenheimer, ia mengatakan, dua negara pemilik senjata nuklir bagaikan "dua kalajengking yang masuk ke dalam botol, saling menyengat, mati bersama".

Dengan begitu, perang terbuka antara AS dan China akan memiliki banyak risiko dan harga yang mahal untuk dikorbankan.

"China percaya kalaupun AS melakukan manuver-manuver militer, mereka tidak akan menggunakannya untuk berperang. Dia melihat prospek perang antara dia dan Barat itu kecil kemungkinan," jelasnya.

Hanya Provokasi

Meski begitu, manuver-manuver AS dan sekutu-sekutu Barat nya juga bertujuan untuk memprovokasi China.

Barat, kata Rosyidin, memiliki strategi kebijakan untuk memancing musuh. Ketika musuh terpancing dan menyerang terlebih dulu, Barat seakan memiliki legitimasi untuk membalas serangan.

"China sendiri cerdas, dan tidak terpancing. China tergesa-gesa untuk meletupkan senjata lebih dulu karena ia jika begitu, Amerika punya alasan untuk menyerang," tutup Rosyidin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA