Ucapkan Selamat, Xi Jinping Minta Fumio Kishida Jaga Empat Dokumen Politik China-Jepang

Pesan utama Xi kepada Kishida termasuk mengembangkan persahabatan bertetangga yang baik dan kerja sama antara China dan Jepang untuk melayani kepentingan mendasar kedua bangsa. Juga berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran Asia dan dunia.

"Tiongkok dan Jepang harus mematuhi prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam empat dokumen politik antara kedua negara, memperkuat dialog dan komunikasi, dan meningkatkan rasa saling percaya dan kerja sama, dalam upaya membangun hubungan Tiongkok-Jepang yang memenuhi persyaratan era baru," kata Xi, seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (5/10).

Empat dokumen politik saat ini dianggap sebagai landasan hubungan Jepang-China.

Yang pertama, sebuah komunike bersama yang ditandatangani pada tahun 1972 antara Perdana Menteri Kakuei Tanaka dan Perdana Menteri China Zhou Enlai, mengakhiri 'keadaan tidak normal' antara negara-negara tersebut setelah berakhirnya Perang Dunia II dan mengakibatkan China menolak permintaannya untuk reparasi masa perang.

Yang kedua, perjanjian damai yang ditandatangani pada tahun 1978, menegaskan bahwa negara-negara akan menyelesaikan semua perselisihan dengan cara damai dan menahan diri untuk tidak menggunakan kekuatan, sedangkan yang ketiga dibuat ketika Presiden China Jiang Zemin mengunjungi Jepang sebagai tamu negara pada tahun 1998.

Yang keempat, dibuat ketika pendahulu Xi, Hu Jintao, berkunjung sebagai tamu negara pada 2008, mengatakan negara-negara akan mempromosikan hubungan yang saling menguntungkan berdasarkan kepentingan strategis bersama.

Selain Xi, ucapan selamat juga disampaikan Perdana Menteri China Li Keqiang.

"Kedua belah pihak harus mempertahankan konsensus politik, memperkuat pertukaran dan kerja sama, mendorong pengembangan hubungan bilateral yang sehat dan stabil di sepanjang jalur yang benar dan bersama-sama menyambut ulang tahun ke-50 normalisasi hubungan diplomatik China-Jepang tahun depan," kata Li.

Kishida resmi menjadi perdana menteri Jepang ke-100 setelah menyingkirkan tiga kandidat lainnya, termasuk Taro Kono, Sanae Takaichi, dan Seiko Noda.