Mengutip para pejabat AS,
Wall Street Journal pada Kamis (7/10) menyebut sekitar dua lusin anggota operasi khusus dan pasukan pendukung AS sedang melakukan pelatihan untuk unit-unit kecil pasukan darat Taiwan. Sementara marinir bekerja untuk pasukan maritim lokal dengan pelatihan perahu kecil.
"Pasukan Amerika telah beroperasi di Taiwan setidaknya selama satu tahun," kata para pejabat.
Pengerahan operasi khusus dilakukan sebagai respon kekhawatiran AS atas kemampuan taktis Taiwan. Sementara Beijing telah melakukan pembangunan militer selama bertahun-tahun.
Pada November lalu, Taipei mengumumkan kedatangan marinir AS untuk melatih tentara Taiwan. Ini menandai pertama kalinya sejak AS dan Taiwan memutuskan hubungan bilateral pada 1979 bahwa tentara Amerika telah kembali ke pulau itu.
Komando Angkatan Laut Taiwan mengatakan kontingen marinir AS, Marine Raiders, tiba atas undangan militer Taiwan untuk melatih pasukan Taiwan selama empat minggu mulai 11 November tahun lalu.
Marinir AS juga dikarantina selama sekitar dua minggu untuk menghindari infeksi virus corona.
Unit operasi khusus dan kontingen marinir merupakan upaya kecil namun simbolis oleh AS dalam meningkatkan kepercayaan Taiwan dalam membangun pertahanan terhadap potensi agresi China.
Pejabat pemerintah AS saat ini dan mantan serta pakar militer percaya bahwa memperdalam hubungan antara unit militer AS dan Taiwan lebih baik daripada sekadar menjual peralatan militer Taiwan.
AS telah menjual miliaran dolar perangkat keras militer ke Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
Baru-baru ini, China telah meningkatkan ketegangan dengan Taiwan dengan mengirim pesawat tempur hampir 150 kali ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.
Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng, memperingatkan China bisa meluncurkan serangan skala penuh ke Taiwan dengan kerugian minimal pada tahun 2025.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: