Chang'e-5 merupakan misi pertama China yang berhasil membawa sampel batuan dari Bulan ke Bumi dalam lebih dari 40 tahun terakhir. Chang'e-5 juga wahana China ketiga yang mendarat di Bulan, setelah diluncurkan pada November 2020.
Tugas utama misi ini adalah mengebor inti batu sepanjang 2 meter di Laut Mons Rumkers yang menjadi kompleks vulkanik besar di Bulan untuk mengumpulkan sampelnya.
Chang'e-5 berhasil membawa sampel itu ketika mendarat di Mongolia Dalam pada Desember 2020.
Para peneliti di Akademi Ilmu Geologi China kemudian menganalisis sampel tersebut. Sebuah analisis yang mengukur komposisi kimia dan mineralogi dari sampel itu telah diterbitkan di jurnal Science pada Kamis (7/10).
Studi menyebut, Bulan memiliki aktivitas vulkanik jauh lebih lama dari ukuran yang diperkirakan.
"Data orbital menunjukkan bahwa unit vulkanik termuda di bulan adalah lava basal di Oceanus Procellarum, wilayah dengan tingkat tinggi unsur penghasil panas kalium, torium dan uranium," tulis tim tersebut, seperti dikutip
Sputnik.
Ahli geokimia di Universitas Curtin yang merupakan rekan penulis dari studi tersebut, Alexander Nemchin, mengatakan, misi Bulan sebelumnya membawa tanah dan batuan. Hasil analisis dari sampel menunjukkan, aktivitas vulkanik Bulan terjadi tidak lebih muda dari sekitar 3,1 miliar tahun yang lalu.
"Sekarang tampaknya kita setidaknya bisa mulai mengisi celah itu dengan basal muda ini," tambahnya.
Bulan sendiri diperkirakan terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu. Perkiraan itu disimpulkan dari analisis batuan yang dibawa oleh misi Apollo dan Soviet pada 1960-an dan 1970-an. Meski aktivitas vulkanik telah terjadi selama miliaran tahun pertamanya, tetapi aliran lava masih berlangsung selama ratusan juta tahun.
Sejauh ini para ilmuwan masih belum mengetahui mengapa lava mengalir di Bulan begitu lama setelah terbentuk.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: