Hal itu disampaikan oleh juru bicara Taliban Suhail Shaheen ketika perwakilan senior kelompok itu bertemu dengan para pejabat AS di Doha, Qatar pada Sabtu (9/10) hingga Minggu (10/10).
Itu adalah pertemuan tatap muka pertama kedua belah pihak sejak AS meninggalkan Afghanistan, dan Taliban mengambil alih negara tersebut.
"Kami mampu mengatasi Daesh secara independen," kata Suhail, merujuk pada ISIS, seperti dikutip
Associated Press.
Sejak mengambil alih Afghanistan pada pertengahan Agustus, para pemimpin Taliban dan lainnya telah menjadi sasaran serangan mematikan yang diklaim oleh ISIS-Khorasan (ISIS-K).
Dalam serangan paling berdarah, ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas ledakan bunuh diri di dalam sebuah masjid Syiah di Provinsi Kunduz, Afghanistan utara, yang dilaporkan menewaskan dan melukai lebih dari 100 orang pada 8 Oktober.
Seorang pejabat AS mengatakan Washington akan berusaha menahan Taliban pada komitmennya untuk mengizinkan orang Amerika dan warga negara asing lainnya meninggalkan Afghanistan, bersama dengan warga Afghanistan yang bekerja untuk militer atau pemerintah AS dan sekutu Afghanistan lainnya.
Meski begitu, ia menekankan, bukan berarti Washington siap untuk secara resmi mengakui pemerintahan Taliban.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: