Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tony Abbott: Jika Genderang Perang Terdengar, Bukan Australia yang Menabuhnya tapi China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 11 Oktober 2021, 21:00 WIB
Tony Abbott: Jika Genderang Perang Terdengar, Bukan Australia yang Menabuhnya tapi China
Mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott/Net
rmol news logo Buruknya hubungan antara Australia dan China dalam beberapa tahun ke belakang merupakan tanggung jawab Beijing yang memicu permusuhannya sendiri.

Australia tidak memiliki masalah dengan China. Australia selalu menyambut kerjasama perdagangan, investasi, dan kunjungan dari China. Namun dengan tindakan Beijing yang semakin agresif, Australia tidak bisa menjadi "permen karet di sepatu bot" China.

Begitu yang dikatakan oleh mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott ketika berpidato di Forum Yushan selama kunjungannya ke Taipei pada Jumat (8/10).

Abbott mengaku, dua tahun lalu ia berencana untuk menghadiri konferensi yang sama, tetapi ia ragu karena tidak ingin memprovokasi China.

Ia menyebut, keajaiban ekonomi China yang berhasil mengangkat kemiskinan setengah miliar orang hanya dalam kurun waktu satu generasi, juga turut bermanfaat bagi Australia.

Australia, bersama negara-negara G20 lainnya membuat kesepakatan perdagangan bebas dengan China, yang diharapkan bisa membangun kepercayaan antara Beijing dengan negara-negara demokrasi.

Semasa pemerintahannya, Abbott juga bergabung dengan Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang dipimpin China.

"Tetapi sejak itu, Beijing telah merusak perjanjian 'satu negara, dua sistem' di Hong Kong, menempatkan lebih dari satu juta orang Uighur ke kamp-kamp konsentrasi, meningkatkan mata-mata siber pada warganya sendiri,... dan menerbangkan serangan mendadak yang semakin mengintimidasi terhadap Taiwan," ujarnya.

Di samping itu, Abbott juga menyoroti perang dagang yang menurutnya disulut oleh Beijing. Sejauh ini, China telah menghentikan ekspor jelai, anggur, dan batu-bara Australia. Keputusan itu didasarkan pada alasan keamanan. Kedutaan Besar China juga telah menerbitkan 14 tuntutan.

"Pemicunya adalah upaya mencari dengan sopan, penyelidikan yang tidak memihak mengenai asal-usul virus Wuhan," kata Abbott.

"Jadi tahun ini, saya di sini, menyimpulkan bahwa permusuhan China disebabkan oleh dirinya sendiri," tambah dia.

Bahkan dua pekan lalu, Abbott mengatakan, seorang analisis senior Beijing, Profesor Victor Gao mengancam Australia secara langsung.

"'Apakah Anda ingin menjadi target kemungkinan perang nuklir?' katanya, sebagai tanggapan atas keputusan kami untuk mengakuisisi kapal selam bertenaga nuklir," terangnya.

Abbott mengatakan, satu-satunya yang Australia lakukan adalah utuk mencari keadilan dan kebebasan bagi semua orang.

"Jadi, jika 'gendang perang' terdengar di kawasan, seperti yang dicatat oleh seorang pejabat kami, bukan Australia yang menabuhnya," pungkas Abbott. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA