Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Untuk Pertama Kali dalam Setengah Abad, Bahrain Gelar Pernikahan Pasangan Yahudi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 12 Oktober 2021, 07:12 WIB
rmol news logo Untuk pertama kalinya dalam 52 tahun, sepasang pengantin Yahudi menggelar pernikahan di Bahrain pada Minggu (10/10) waktu setempat, setahun setelah Kesepakatan Abraham yang ditengahi AS.

Acara yang berlangsung di Ritz Carlton Manama, yang ditahbiskan oleh Asosiasi Komunitas Yahudi Teluk (AGJC) itu juga merupakan pernikahan resmi pertama dalam sejarah Kerajaan dan diatur oleh Persatuan Ortodoks, lembaga sertifikasi halal terbesar di dunia.

Houda Nonoo, mantan Duta Besar Bahrain untuk AS, men-tweet tentang pernikahan tersebut dan mencatat bahwa pasangan yang menikah adalah putra dan menantunya.

Rabi AGJC, Eli Abadie mengatakan bahwa ia merasa terhormat untuk bisa meresmikan pernikahan itu. Ia senang melihat kebangkitan kehidupan Yahudi di Bahrain.

“Semua pernikahan adalah acara yang menarik karena kami merayakan penciptaan keluarga Yahudi baru.
“Pernikahan ini bahkan lebih penting karena ini adalah pernikahan Yahudi pertama dalam lebih dari setengah abad di satu-satunya komunitas Yahudi asli GCC," kata Abadie, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Senin (11/10).

Kembali ke tahun 1880-an, komunitas Yahudi Bahrain adalah satu-satunya komunitas Yahudi asli di negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan memiliki satu-satunya sinagog yang beroperasi (Rumah Sepuluh Perintah) dan pemakaman Yahudi di wilayah tersebut.

Pernikahan tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara siklus hidup Yahudi yang telah difasilitasi AGJC sejak didirikan pada Februari 2021, termasuk bat mitzvah di Oman dan bar mitzvah di Bahrain. Bar dan bat mitzvah adalah ritual Yahudi yang ditujukan kepada orang yang menginjak usia remaja.

“Pernikahan ini adalah momen penting bagi keluarga kami, komunitas di sini di Bahrain, dan lebih luas lagi, untuk komunitas Yahudi di kawasan itu,” kata Presiden AGJC Ebrahim Dawood Nonoo.

“Suasananya euforia saat kami duduk di sekitar Chuppah (kanopi pernikahan Yahudi) yang melambangkan rumah baru yang dibangun oleh pasangan itu, itu juga simbol kesempatan untuk lebih menumbuhkan kehidupan Yahudi di wilayah tersebut," ujar Nonoo

Ia berharap akan lebih banyak lagi penyelenggaraan pernikahan Yahudi di wilayah tersebut untuk memperluas komunitas.

Bahrain dan Teluk Uni Emirat Arab menormalkan hubungan dengan Israel tahun lalu dalam Kesepakatan Abraham yang dibangun di atas kepentingan bisnis bersama dan kekhawatiran tentang Iran, sebuah langkah yang kemudian diikuti Sudan dan Maroko. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA