Hal itu disampaikan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dalam sebuah pidato yabg disiarkan televisi nasional Thailand pada Senin malam (11/10) waktu setempat.
Dalam pidatonya, Prayut mengatakan langkah itu sudah dikoordinasikan bersama Pusat Administrasi Situasi Covid-19 (CCSA) dan Kementerian Kesehatan Masyarakat, seperti dilaporkan
Bangkok Post.
Prayut juga menyampaikan bahwa pengunjung internasional harus menunjukkan bahwa mereka bebas Covid pada saat bepergian dengan tes RT-PCR yang dilakukan sebelum mereka meninggalkan negara asalnya, dan kemudian menjalani tes kembali di Thailand.
"Para pelancong ini akan diizinkan untuk mengunjungi bagian mana pun dari Thailand setelah memenuhi persyaratan ini," kata Prayut, menambahkan bahwa setidaknya akan ada sepuluh negara berisiko rendah, termasuk Singapura, Jerman, China, dan AS yang akan diijinkan masuk.
Dia mengatakan lebih banyak negara akan ditambahkan ke daftar 'berisiko rendah' pada 1 Desember, menekankan bahwa wisatawan dari negara-negara yang tidak ada dalam daftar akan diminta untuk menjalani karantina.
Prayut juga mengatakan pemerintah saat ini sedang mempertimbangkan untuk mencabut larangan menyajikan minuman beralkohol di restoran.
"Pada 1 Desember, kami juga akan mempertimbangkan untuk mengizinkan konsumsi minuman beralkohol di restoran serta pengoperasian tempat hiburan," kata Prayut.
"Waktunya telah tiba bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapi virus corona dan hidup dengannya seperti halnya infeksi dan penyakit endemik lainnya, seperti yang telah kita pelajari untuk hidup dengan penyakit lain dengan perawatan dan vaksinasi," katanya.
"Hari ini, saya ingin mengumumkan langkah kecil tapi penting pertama dalam memulai proses upaya untuk memulihkan mata pencaharian kita," ujar Prayut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: