Akhir-akhir ini Turki sedang meningkatkan hubungannya dengan negara-negara Afrika.
Selama pandemi berlangsung Erdogan tercatat telah menjamu enam pemimpin Afrika selama musim panas, dan melakukan diplomasi telepon dengan sembilan pemimpin dari benua itu.
Menurut jadwal, pemberhentian pertama Erdogan adalah Angola, di mana ia sebelumnya menjamu Presdien Joao Manuel Gonçalves Lourenço pada bulan Juli, menghasilkan 10 perjanjian kerja sama bilateral yang ditandatangani selama kunjungan tersebut. Kunjungan balasan itu direncanakan dua hari, 17-18 Oktober.
Selama kunjungan itu, Erdogan berjanji untuk meningkatkan volume perdagangan Turki dengan negara Angola di Afrika Selatan.
"Turki akan mendukung Angola sebagai negara yang telah membuktikan dirinya dalam memerangi terorisme," kata Erdogan, seperti dikutip dari
Daily Sabah, Selasa (12/10).
Pemberhentian kedua dalam tur Afrika adalah Nigeria pada 18-19 Oktober.
Erdogan, yang terakhir melakukan kunjungan resmi ke Nigeria pada Maret 2016, menjamu Presiden Muhammadu Buhari di Kompleks Kepresidenan pada Oktober 2017. Erdogan telah menyatakan kepada pemimpin Nigeria itu bahwa Turki siap memanfaatkan semua peluang untuk mengaktifkan potensi sebenarnya dari hubungan ekonomi kedua negara.
Perhentian terakhir dari tur Afrika adalah Togo.
Erdogan mengadakan percakapan telepon dengan Presiden Togo Faure Essozimna Gnassingbe pada bulan Agustus. Dalam pertemuan yang membahas hubungan bilateral, Erdogan menyatakan bahwa kerja sama dengan Togo di bidang pertahanan akan memiliki efek berganda dalam pengembangan hubungan.
Erdogan diperkirakan akan ditemani oleh para pebisnis dalam turnya ke Afrika Barat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: