Kabar itu disampaikan oleh Jaksa Agung Tarek Saab lewat akun Twitter-nya pada Selasa (12/10).
"Kami menyesalkan kematian Raul Isaias Baduel karena gagal jantung-pernapasan, akibat Covid-19, meskipun ia menerima perawatan medis yang sesuai dan telah mendapatkan dosis pertama vaksin," kata Saab.
Dari laporan
Reuters, belum diketahui apakah Baduel dirawat di rumah sakit atau di penjara ketika meninggal.
Baduel sendiri ditangkap pada tahun 2009 atas tuduhan korupsi setelah berselisih dengan Partai Sosialis. Ia ditempatkan dalam tahanan rumah dan kemudian dipenjara pada tahun 2017 karena diduga berkonspirasi melawan Maduro.
Dia telah ditahan di sebuah situs polisi intelijen Sebin.
Kelompok hak asasi manusia menyalahkan pemerintah atas kematiannya.
"Dengan kematian Raul Isaias Baduel, ada sepuluh tahanan politik yang meninggal dalam tahanan. Tanggung jawab atas kehidupan dan kesehatan setiap tahanan berada pada negara," kata aktivis Gonzalo Himiob di Twitter.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: