Meski begitu, Aliyev mengesampingkan kemungkinan dirinya akan menghadapi penyelidikan terkait Pandora Papers, dengan menyebutnya sebuah kebohongan.
"Sejujurnya, saya tidak membaca apa yang tertulis dalam dokumen. Saya diberitahu, dan mungkin hanya ada lima persen kebenaran, sisanya bohong," kata Aliyev ketika diwawancara surat kabar Italia,
La Repubblica pada Rabu (13/10).
Mengutip
The Guardian, Pandora Papers menyebut keluarga Aliyev telah menjual properti senilai 540 juta dolar AS di Inggris dalam beberapa tahun terakhir.
Lewat sebuah biografinya, Aliyev disebut sebagai seorang pengusaha sukses sebelum menjadi presiden. Tetapi setelah mendapatkan posisi itu, ia berhenti terlibat langsung dalam bisnis dan mengalihkannya ke keluarga, khususnya anak-anaknya.
"Mereka melanjutkan bisnis. Mereka terutama berinvestasi di Azerbaijan. Mereka juga memiliki investasi di luar Azerbaijan. Semua kegiatan bisnis mereka transparan dan diverifikasi secara internasional, dan tidak ada yang dapat mengklaim bahwa ada sesuatu yang salah di sini," bela Aliyev.
Pandora Papers dirilis oleh Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) pada awal bulan ini. Itu merupakan analisis dari hampir 12 juta dokumen bocor yang mengungkapkan data keuangan rahasia banyak elit.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.