Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Utusan Maduro Diekstradisi ke AS, Pemerintah Venezuela Enggan Lanjutkan Perundingan dengan Oposisi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 17 Oktober 2021, 08:39 WIB
Utusan Maduro Diekstradisi ke AS, Pemerintah Venezuela Enggan Lanjutkan Perundingan dengan Oposisi
Sekutu Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Alex Saab, diekstradisi ke Amerika Serikat/Net
rmol news logo Pemerintah Venezuela memutuskan untuk menghentikan sementara proses perundingan dengan oposisi setelah utusan Presiden Nicolas Maduro, Alex Saab, diekstradisi dari Cape Verde ke Amerika Serikat (AS).

Saab merupakan warga negara Venezuela kelahiran Kolombia yang bekerja sebagai pengusaha dan subsidi makanan.

Departemen Kehakiman AS menjerat Saab dengan tuduhan pencucian uang. Ia tinggal di Cape Verde selama sekitar 16 bulan setelah ditahan oleh pihak berwenang.

Saab ditangkap pada Juni 2020 ketika pesawatnya berhenti di Cape Verde untuk mengisi bahan bakar.

Pada Sabtu (16/10) sekitar pukul 16.53 waktu setempat, data Flight Aware menunjukkan sebuah pesawat milik Departemen Kehakiman AS lepas landas dari Cape Verde dengan membawa Saab.

Saab sendiri termasuk ke dalam anggota tim perundingan antara pemerintah dan oposisi Venezuela di Meksiko pada September.

Lewat memo pada Sabtu, pemerintah Venezuela menyebut ekstradisi Saab adalah upaya untuk menggagalkan perkembangan negosiasi antara pemerintah dan oposisi untuk mengakhiri krisis politik.

Pemerintah Maduro telah menyorot ekstradisi sebagai "penculikan" dan bersumpah untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

Kemudian Presiden Majelis Nasional Jorge Rodriguez, Venezuela akan menangguhkan negosiasi yang akan datang akhir pekan ini dengan oposisi.

Rodriguez, yang mengepalai tim perunding pemerintah Venezuela, mengatakan bahwa para pejabat tidak akan menghadiri pembicaraan yang dijadwalkan akan dimulai pada Minggu (17/10).

Presiden Majelis Nasional menekankan bahwa kegagalan dalam negosiasi datang sebagai protes terhadap "agresi brutal" terhadap Saab. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA