Begitu yang dikatakan oleh Menteri Industri dan Teknologi Turki Mustafa Varank dalam sebuah wawancara, seperti dikutip
Ahval News.
Ia mengatakan Ankara telah menawari London drone bersenjata dan pihak Inggris secara serius mempertimbangkan kemungkinan itu.
Dalam kesempatan berbeda sebelumnya, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan drone Turki adalah
game changer. Ia juga menyoroti bagaimana negara lain memimpin dengan teknologi ini.
Pernyataan Wallace mengikuti intervensi militer Turki di Libya pada awal 2020 ketika drone TB-2 memainkan peran penting dalam pertahanan ibukota Libya, Tripoli.
Sampai saat ini, drone Turki telah beroperasi di Libya, Suriah dan Kaukasus Selatan. TB-2 Turki juga mengalahkan musuh yang dipersenjatai dengan peralatan era Soviet.
Teknologi Inggris sendiri telah berperan dalam program drone Turki selama bertahun-tahun.
Dari laporan
The Guardian, berbagai komponen yang digunakan oleh drone Bayraktar datang melalui pembelian dari kontraktor pertahanan yang berbasis di Inggris. Tetapi pihak Bayraktar membantah hal tersebut.
Sejauh ini, TB-2 Bayraktar dioperasikan oleh sekutu Turki, termasuk Azerbaijan, Qatar, Ukraina dan Polandia, satu-satunya anggota NATO yang menggunakannya di luar Turki sendiri.
Negara-negara lain, termasuk Kazakhstan, Latvia, dan Pakistan telah menyatakan minatnya di masa lalu untuk mengakuisisi drone Turki.
Maroko dan Ethiopia telah menjadi pihak terbaru yang tertarik untuk membeli drone bersenjata dari Turki, tetapi penjualan ini belum dikonfirmasi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: