Dubes Lacoste meninggalkan Minsk pada Minggu (17/10), meski belum pernah bertemu dengan Presiden Alexander Lukashenko untuk memberinya salinan kredensial.
"Kementerian Luar Negeri Belarus menuntut agar dutabesar pergi sebelum 18 Oktober," kata seorang jurubicara kedutaan kepada
AFP.
"Dutabesar Nicolas de Lacoste meninggalkan Belarus hari ini," tambahnya.
Sejauh ini jurubicara tersebut tidak mengungkap alasan Belarus menuntut Dubes Lacoste meninggalkan negara itu.
Tetapi Prancis, seperti negara-negara Uni Eropa lainnya, belum mengakui klaim Lukashenko untuk masa jabatan presiden keenamnya dalam pemilihan yang disengketakan pada Agustus tahun lalu.
"Dia (Dubes Lacoste) mengucapkan selamat tinggal kepada staf kedutaan dan merekam pesan video kepada orang-orang Belarus, yang akan muncul besok pagi di situs web kedutaan," lanjut jurubicara itu.
Uni Eropa telah memberlakukan gelombang sanksi pada rezim Lukashenko atas tindakan keras mereka terhadap aksi protes warga yang menolak hasil pemungutan suara.
Lukashenko sejak itu menghentikan demonstrasi, dengan pihak berwenang memenjarakan ratusan pengunjuk rasa dan menutup puluhan outlet media independen dan LSM.
Semua pemimpin oposisi utama negara itu berada di penjara atau telah melarikan diri dari negara itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: