Perlakuan China terhadap minoritas telah mendapat sorotan yang meningkat menjelang pertandingan, yang dijadwalkan pada 4-20 Februari tahun depan.
“Obor Olimpiade seharusnya mewakili perdamaian dan harapan, tetapi bagi orang-orang kami yang hidup di bawah Partai Komunis China yang brutal, ini mewakili keterlibatan global dalam penindasan ekstrem China,†kata Zumretay Arkin, Manajer Program dan Advokasi Kongres Uighur Sedunia, sebuah organisasi payung hukum yang bekerja untuk hak-hak warga Uighur, seperti dikutip dari
Reuters, Selasa (19/10).
Arkin, yang merupakan keturunan Uighur-Kanada mengatakan lebih dari 40 anggota keluarganya telah hilang atau dikebumikan di kamp-kamp.
“Kami berada di Athena untuk memberi tahu masyarakat internasional bahwa Olimpiade sedang diserahkan ke negara yang secara aktif melakukan genosida,†katanya dalam konferensi pers di Athena.
Sebelumnya pada Senin, tiga aktivis membentangkan spanduk bertuliskan 'No Genocide Games' dan bendera Tibet di Ancient Olympia, sementara sehari sebelumnya ada juga protes di Acropolis, Athena.
Dalam aksi tersebut, sejumlah aktivis ditahan aparat.
Pihak berwenang China telah dituduh memfasilitasi kerja paksa dengan menahan sekitar satu juta warga Uighur dan anggota minoritas Muslim lainnya di kamp-kamp sejak 2016. China sendiri sudah membantah dengan mengatakan bahwa mereka mendirikan sekolah kejuruan yang ditujukan untuk memerangi ekstremisme.
Kelompok hak asasi dan anggota parlemen AS sendiri telah meminta Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk menunda Olimpiade dan memindahkan acara tersebut kecuali China mengakhiri apa yang dianggap Amerika Serikat sebagai genosida yang sedang berlangsung terhadap Uighur dan Muslim lainnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: