Kremlin mengatakan pada Selasa (19/10) bahwa uji coba pertama dari rudal China yang bisa terbang lebih cepat dari kecepatan suara, mungkin menyebabkan kekhawatiran di Barat. Namun, sebagai mitra dekat Beijing, Rusia tidak memiliki alasan untuk khawatir.
Berbicara kepada wartawan, sekretaris pers Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa senjata berkemampuan nuklir canggih milik China itu tidak terlihat sebagai ancaman.
“Tidak, itu tidak terlihat seperti itu. Kami memiliki hubungan sekutu dengan China,†ujar Peskov, seperti dikutip dari Rusian Today.
“China sedang mengembangkan angkatan bersenjata dan sistem senjatanya, tetapi tidak melampaui kerangka perjanjian internasional apa pun,†tambahnya.
Pernyataan tersebut muncul setelah pekan lalu, Financial Times Inggris melaporkan bahwa peluncuran roket hipersonik awal tahun ini telah mengejutkan intelijen AS.
Rudal itu dilaporkan masuk ke orbit dan mengitari dunia sebelum mendarat beberapa mil jauhnya dari target yang dituju. Meskipun demikian, laporan itu mengklaim, analis Pentagon terkejut dengan betapa canggihnya sistem itu.
Robert Wood, duta besar Presiden Joe Biden untuk PBB, ikut buka suara sejak muncul laporan itu.
"Teknologi hipersonik adalah sesuatu yang kami khawatirkan, aplikasi militer potensialnya, dan kami telah menahan diri untuk mengejarnya," ujarnya.
AS melihat China dan Rusia sangat aktif menggunakan militerisasi teknologi tersebut, "jadi kami hanya harus merespons dengan cara yang sama. Hanya saja kami tidak tahu bagaimana kami dapat bertahan melawan teknologi China atau Rusia," tambahnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: