Sansiri disebut-sebut dapat dengan mudah mengalahkan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha seandainya dia mau mencantumkan namanya sebagai calon perdana menteri dari Partai Pheu Thai.
Prediksi itu diungkapkan Surapong Suebwonglee, mantan anggota senior Partai Pheu Thai.
"Orang menginginkan perdana menteri baru selain Jenderal Prayut dan Srettha jelas merupakan pilihan yang lebih baik untuk mengambil alih," kata Surapong, seperti dikutip dari
Bangkok Post, Rabu (20/10).
"Saat ini, siapa pun yang memiliki kecakapan dalam urusan ekonomi memiliki kemampuan kepemimpinan yang melekat," katanya.
Pheu Thai telah menyoroti isu-isu ekonomi sebagai pendorong keputusan pada pemilihan berikutnya, yang mereka harapkan akan berlangsung tahun depan, jauh sebelum masa jabatan pemerintah saat ini berakhir.
Banyak kritikus percaya masa jabatan maksimum delapan tahun Jenderal Prayut sebagai perdana menteri akan berakhir pada Agustus tahun depan, yang akan membuka jalan bagi pembubaran DPR sehingga pemilihan umum bisa dilangsungkan.
Srettha telah menjadi subyek spekulasi kuat sebagai seseorang yang bisa berdiri sebagai calon perdana menteri dari Pheu Thai. Dia dilaporkan adalah teman dekat mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra.
Surapong pada Selasa (19/10) mengatakan negara sedang mencari pemimpin baru dan dalam hal kualifikasi, Srettha akan membuat pilihan yang jauh lebih baik sebagai perdana menteri daripada Jenderal Prayut.
Nama Srettha muncul karena dia diakui sebagai seorang eksekutif berpengalaman dengan pemahaman yang kuat tentang situasi ekonomi negara.
Namun, keputusan akhir ada di tangan Srettha, apakah dia akan tertarik pada politik atau tidak.
"Jika Pheu Thai memberikan tawaran resmi baginya untuk mencalonkan diri sebagai calon perdana menteri dan dia menyetujuinya," kata Surapong menggemakan dukungannya untuk Srettha.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: