Hal itu diungkap oleh seorang reporter
CNN Kaitlan Collins lewat unggahannya di Twitter pada Rabu (20/10).
"Bertanya apakah ia peduli pada rudal hipersonik, Presiden Biden mengatakan 'Ya'," cuitnya.
Pada Agustus, China telah menguji rudal hipersonik berkemampuan nuklir yang disebut-sebut telah mengejutkan intelijen AS.
Mengutip laporan
The Financial Times, rudal hipersonik China memiliki kemampuan luar angkasa yang sangat canggih. Itu lantaran China meluncurkan roket yang membawa kendaraan luncur hipersonik terbang melalui ruang orbit rendah, sebelum meluncur menuju sasarannya.
"Itu meleset dari target sekitar dua lusin mil, tetapi menunjukkan kemajuan luar biasa China pada senjata hipersonik," tulis The Financial Times mengutip lima sumber.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki sebelumnya menolak mengomentari laporan tersebut. Tetapi pada Rabu, ia mengatakan Washington telah menyuarakan keprihatinan mengenai senjata hipersonik China melalui saluran diplomatik.
Psaki juga sebelumnya mengatakan Amerika Serikat menyambut persaingan yang ketat tetapi tidak ingin persaingan itu berubah menjadi konflik dan pemerintahan Biden juga telah menyampaikan pesan itu ke China secara pribadi.
AS, Rusia, dan China telah berlomba mengerjakan senjata hipersonik. Pada Juli, Rusia telah menguji coba satu rudalnya. Sementara AS berencana untuk melengkapi semua kapal perusak Angkatan Lautnya dengan rudal hipersonik yang lima kali lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: