Dikutip dari laporan
Reuters, serangan yang terjadi pada Jumat (22/10) itu juga mengenai universitas di Mekelle. Sementara sebuah penerbangan PBB yang membawa pekerja bantuan kemanusiaan batal mendarat di sana.
Kepala bantuan global PBB Martin Griffiths mengatakan PBB belum menerima peringatan sebelumnya tentang serangan di Mekelle dan telah menerima izin yang diperlukan untuk penerbangan tersebut.
"Insiden itu menimbulkan kekhawatiran serius bagi keselamatan pekerja bantuan yang mencoba membantu warga sipil yang membutuhkan," kata Griffiths.
Ia menambahkan bahwa semua pihak dalam konflik harus menghormati hukum humaniter internasional termasuk melindungi staf dan aset kemanusiaan dari bahaya.
Ke-11 penumpang dalam penerbangan Jumat adalah pekerja bantuan yang bepergian ke wilayah di mana sekitar 7 juta orang, termasuk 5 juta di Tigray, membutuhkan bantuan kemanusiaan, kata pejabat PBB lainnya kepada wartawan di New York.
Menurut laporan dari televisi yang dikuasai TPLF, 11 warga sipil turut menjadi korban dalam serangan tersebut.
Jurubicara pemerintah mengatakan target merupakan markas TPLF dan membantah serangan telah mengenai universitas.
Konflik di Tigray terjadi sejak tahun lalu, ketika pemerintah Ethiopia meluncurkan kampanye untuk membasmi TPLF.
Sekarang ada lebih dari 500.000 orang terlantar di wilayah Amhara dan jumlah itu berkembang pesat karena pertempuran terakhir.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: