Beberapa ahli epidemiologi China melihat wabah sporadis saat ini, yang dipercaya disebabkan virus corona varian Delta, telah mencapai skala terbesar sejak epidemi berkobar di Nanjing pada akhir Juli lalu, yang terburuk sejak wabah 2020 di Wuhan, Provinsi Hubei.
"Dari 133 infeksi yang dilaporkan selama seminggu terakhir, 106 kasus ditemukan terkait dengan kegiatan wisata yang melibatkan total 13 kelompok wisata atau tur mengemudi sendiri," kata Wu Liangyou, wakil direktur biro pengendalian penyakit Komisi Kesehatan Nasional (NHC), seperti dikutip dari
Global Times, Minggu (24/10).
Saat ini, kata Wu, epidemi sedang dalam tahap perkembangan pesat, karena kasus infeksi yang tidak terkait dengan kelompok wisata telah meningkat.
"Ketika pekerjaan penyaringan berlanjut, jumlah infeksi diperkirakan akan meningkat, dengan area yang terkena dampak juga meluas," kata Wu.
Sejak 17 Oktober, babak baru infeksi domestik telah terjadi di banyak tempat dan menyebar ke 11 provinsi dalam waktu satu minggu. Sebagian besar infeksi terkait dengan kegiatan terkait pariwisata lintas wilayah dan risiko epidemi yang semakin meluas telah meningkat, menurut NHC.
Sementara Wang Guangfa, seorang ahli pernapasan di Rumah Sakit Pertama Universitas Peking mengatakan, jika tindakan anti-epidemi diterapkan secara efektif dan celah diperbaiki, wabah terbaru dapat dikendalikan dalam waktu satu bulan.
"Ketika kita berbicara tentang titik belok untuk wabah, kita biasanya membutuhkan tujuh hingga 14 hari untuk melihat apakah wabah dapat dijinakkan. Jika tidak, itu menunjukkan bahwa langkah-langkah epidemi tidak diterapkan secara efektif dan ada celah," kata Wang.
"Jika semua tindakan pencegahan epidemi dilakukan secara ketat, wabah dapat dibersihkan dalam waktu satu bulan," ujarnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: