Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kelaparan di Tigray: Bukan Hanya Karena Perang tapi Juga karena Serangan Sekawanan Belalang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 25 Oktober 2021, 10:22 WIB
Kelaparan di Tigray: Bukan Hanya Karena Perang tapi Juga karena Serangan Sekawanan Belalang
Ribuan belalang bergelantungan di tanaman, menghancurkan hasil tani penduduk Tigray/Net
rmol news logo Kelaparan yang melanda Ethiopia bukan hanya dipicu oleh konflik berkepanjangan, tetapi juga oleh serangan belalang yang telah menyerbu pertanian penduduk sejak September lalu.

Dalam situasi perang seperti itu, langkah-langkah memerangi kawanan belalang di Tigray itu bukan menjadi fokus utama. Itu artinya, rakyat bersiap untuk menghadapi bencana kelaparan yang panjang, dengan gagalnya panen dan kosongnya persediaan makanan.

Sebuah laporan yang diterbitkan minggu lalu oleh Organisasi Pangan dan Pertanian mengatakan serangga penghancur tanaman, pertama kali terlihat pada pertengahan September di wilayah timur laut Afar, dan kemungkinan telah menyebar ke tetangga Tigray dan Amhara.

Kawanan belalang itu menjadi ancaman besar dan memperburuk kekurangan pangan yang sudah parah yang dihadapi jutaan orang di wilayah Tigray setelah hampir satu tahun perang saudara.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB menyampaikan kecemasan dan keprihatinannya.

“Kami sangat prihatin tentang kemungkinan dampak belalang gurun pada musim panen sereal di Ethiopia utara yang akan datang,” kata Cyril Ferrand dari tim ketahanan Afrika Timur FAO,  mengatakan kepada  The National baru-baru ini.

“Orang-orang di wilayah itu tidak mampu lagi kehilangan, bahkan satu butir pun dari panen yang sudah berkurang,” ujarnya.

Badan-badan bantuan mengatakan Tigray membutuhkan lebih dari 100 truk bantuan makanan setiap hari. Namun, pemblokiran akses jalan yang dilakukan pemerintah membuat bantuan menjadi tersendat.

Ethiopia bulan ini mengusir tujuh pejabat bantuan PBB karena "campur tangan" dalam urusan dalam negeri negara itu. Pengusiran itu terjadi setelah kepala bantuan PBB Martin Griffiths mendesak pemerintah untuk mencabut blokade tiga bulan terhadap truk yang memasuki Tigray.

Ethiopia masih belum pulih dari kawanan belalang yang merusak tanaman di Afrika Timur tahun lalu dan membuat jutaan orang di seluruh wilayah membutuhkan bantuan makanan.

Kawanan belalang yang baru ini, menurut pengamat bisa lebih menghancurkan daripada tahun lalu.

“Dari saat menetas hingga masa larva dan sebelum menjadi dewasa, belalang paling banyak mengonsumsi makanan,”  kata Emnet Negash, seorang mahasiswa doktoral di departemen geografi Universitas Ghent.

“Sebagian besar kawanan (belalang) tahun lalu menetas di Yaman dan di daerah terpencil di wilayah Afar di mana produksi tanaman bukanlah sarana ekonomi utama. Sebagian besar tiba di Ethiopia sebagai belalang dewasa," katanya.

Negash telah melalui banyak waktu untuk meneliti pertanian di Tigray. Ia mengatakan belalang berkembang biak telah terlihat di tujuh distrik Tigray. Melihat penampilan mereka, ia menduga serangan akan menjadi lebih buruk. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA