Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Diplomat Rusia: Ukraina Lontarkan Ancaman, Jerman dan Prancis Hanya Bisa Diam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 27 Oktober 2021, 06:55 WIB
Diplomat Rusia: Ukraina Lontarkan Ancaman, Jerman dan Prancis Hanya Bisa Diam
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova/Net
rmol news logo Rusia belum melihat tanggapan dari Jerman dan Prancis mengenai ancaman rudal Ukraina.

Sebagai negara yang termasuk dalam Format Normandy, mestinya Berlin dan Paris memberikan komentarnya atas ancaman Kiev yang dilontarkan secara terbuka oleh penasihat kantor presiden, Alexei Arestovich beberapa hari lalu.
Sikap diam Berlin dan Prancis jelas menimbulkan pertanyaan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam konferensi persnya menyatakan hal itu tentu saja mengherankan.

"Perilaku mitra kami dalam Format Normandy, Berlin dan Paris, menimbulkan pertanyaan," kata Zakharova, seperti dikutip dari TASS, Selasa (26/10).

Jika dibiarkan, ancaman itu akan mempengaruhi proses negosiasi negara-negara dalam Format Normandia.

Baru-baru ini, Arestovich menyatakan secara terang-terangan bahwa Kiev dapat menggempur Moskow dengan rudal yang sedang mereka kembangkan. Ukraina saat ini tengah mendandani peralatan persenjataan militernya dan bekerja sama dengan beberapa negara sekutu dalam peningkatan tersebut.

Hubungan Ukraina dengan Rusia terus menegang terkait beberapa konflik, antara lain soal Donbas.

Kepala Delegasi Rusia telah berkomentar terhadap pernyataan Arestovich, bahwa ancaman itu tidak harus ditanggapi dengan serius mengingat Kiev tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mengembangkan program misilnya.

Meskipun tidak harus ditanggapi dengan serius, Moskow berharap apa yang dilontarkan Arestovich mestinya menjadi perhatian negara-negara dalam Format Normandy agar ke depannya Ukraina tidak semena-mena melontarkan ancaman.

"Kami mendesak otoritas Jerman dan Prancis, untuk menilai ancaman langsung politisi Ukraina tersebut. Mendesak warga Ukraina untuk merenungkan ke mana arah ancaman tersebut," kata Zakharova.

"Kami ragu bahwa perwakilan Ukraina akan mengulangi ancaman seperti itu di platform PBB atau OSCE, yang dirancang untuk mempertahankan prinsip tidak menggunakan kekuatan atau ancaman dalam hubungan internasional," lanjutnya.

Ia menilai, ancaman tersebut jelas menunjukkan bahwa politisi Ukraina tidak dapat memenuhi janji mereka tentang peningkatan ekonomi, tentang pencegahan diskriminasi linguistik dan etnis, dan penyelesaian konflik secara damai di Donbass.

Otoritas Kiev berusaha mengalihkan perhatian warganya ke topik lain, Rusia khususnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA