Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Haiti Lumpuh, Geng Pemberontak Blokir Akses Bahan Bakar Tuntut Henry Mundur

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 27 Oktober 2021, 09:49 WIB
Haiti Lumpuh, Geng Pemberontak Blokir Akses Bahan Bakar Tuntut Henry Mundur
Tentara mengusir warga yang memprotes ketidakamanan dan kekurangan bahan bakar, di Port-au-Prince, Haiti/Net
rmol news logo Krisis bahan bakar yang melanda Haiti selama berhari-hari membuat negara itu semakin terperosok dalam jurang kesengsaraan.

Beberapa usaha terpaksa ditutup, kendaraan -terutama transportasi umum- tidak bisa berjalan, dan beberapa rumah sakit yang sejauh ini mengandalkan generator terancam ditutup karena pemadaman terus menerus.

Krisis dipicu oleh pemblokiran yang dilakukan kelompok geng pemberontak. Mereka menutup pintu masuk ke pelabuhan penyimpan bahan bakar. Mereka menuntut Perdana Menteri Ariel Henry mengundurkan diri segera.

Pemimpin geng koalisi G9, Jimmy 'Barbecue' Cherizier dalam pernyataannya mengatakan bahwa mereka akan membuka pemblokiran jika Henry bersedia meninggalkan kantornya segera.

Situasi tersebut menambah tekanan lebih lanjut pada populasi yang sudah berjuang di bawah melemahnya ekonomi dan gelombang penculikan geng, yang meliputi penculikan awal bulan ini terhadap sekelompok misionaris Kanada dan Amerika.

"Area di bawah kendali G9, diblokir. Kalau Ariel Henry mengundurkan diri, kami akan buka blokade jalan dan semua truk bisa lewat untuk mendapatkan bahan bakar," kata Berbecue, dalam sebuah wawancara di Radio Mega Haiti, seperti dilaporkan US Today.

Biro bantuan luar negeri Haiti BMPAD, yang mengawasi pengadaan bahan bakar, dalam cuitannya mengatakan, negara itu memiliki 150.000 barel solar dan 50.000 barel bensin, dengan 50.000 barel bensin lainnya akan tiba pada Rabu (27/10).

Sebanyak 100.000 barel solar dan bensin akan memasok kebutuhan bahan bakar Haiti setidaknya untuk seminggu ke depan.

Bisnis telah memperingatkan bahwa mereka mungkin harus menghentikan operasi karena kekurangan bahan bakar. Perusahaan telekomunikasi mengatakan beberapa menara seluler tidak lagi beroperasi.

"Ini adalah yang terburuk yang pernah saya lihat," kata seorang pengemudi ojek yang menunggu untuk menjemput penumpang di luar Port-au-Prince, ketika ditanya tentang kelangkaan bahan bakar. Dia menolak memberikan namanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA