Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pernyataan Menteri Iklim Inggris Menyesatkan, Wamenlu: Belum Ada Kesepakatan Nol Deforestasi 2030

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 04 November 2021, 13:21 WIB
Pernyataan Menteri Iklim Inggris Menyesatkan, Wamenlu: Belum Ada Kesepakatan Nol Deforestasi 2030
Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar/Net
rmol news logo Pertemuan tingkat tinggi untuk membahas perubahan iklim di Glasgow, Skotlandia atau yang dikenal dengan COP26 masih berlangsung. Sehingga belum ada kesepakatan apa pun yang dihasilkan.

Untuk itu, Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar menekankan, pernyataan dari Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggria Zac Goldsmith terkait deklarasi nol deforestasi adalah menyesatkan.

"Pernyataan Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris, Zac Goldsmith tentang zero deforestation dan COP26 Forest Agreement menyesatkan, karena COP26 sedang berjalan sehingga tentu saja belum ada agreement apapun yang dihasilkan pada Selasa, 2 November lalu," jelasnya dalam keterangan tertulis pada Kamis (4/11).

Mahendra menjelaskan, pertemuan pada Selasa (2/11) di London merupakan Leaders Meeting on Forrest and Land Use yang menghasilkan deklarasi.

Meski begitu, dalam deklarasi yang dihasilkan itu sama sekali tidak ada terminologi "end deforestation by 2030", untuk mengakhiri deforestasi pada 2030.

"Dalam menyikapi pernyataan Goldsmith kita harus mawas diri, jangan lengah dan tidak boleh terpengaruh," tambahnya.

Walau demikian, ia menggarisbawahi, pentingnya untuk terus fokus dalam pengelolaan hutan, seperti penegasan Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaan COP26.

Jokowi sendiri juga menyebut Indonesia telah mencapai kemajuan besar dalam hal pencegahan karhutla dan deforestasi. Upaya dan pengelolaan hutan Indonesia pun diapresiasi banyak negara karena memberikan hasil konkrett.

"Jadi ada fakta yang kontras. Kita berhasil mengelola hutan, sementara dibelahan lain termasuk negara-negara maju seperti AS, Australia, dan Eropa dilanda karhutla yang terbesar selama ini," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA