Moskow bukan hanya meminta pertanggungjawaban Kiev, tetapi juga menuntut negara-negara yang tergabung dalam format Normandy untuk menunjukkan sikapnya.
"Kiev melanggar perjanjian Minsk ketika menggunakan drone di zona konflik di Donbass," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, Minggu (7/11), seperti dikutip dari
TASS.
Laporan Misi Pemantauan Khusus (SMM) OSCE pada Sabtu (6/11) mengungkapkan, pengawas dan pemantau OSCE yang sedang berpatroli menangkap adanya serangan di Donbas yang ditembakkan oleh pasukan Ukraina.
Laporan itu menyebutkan adanya drone abu-abu jarak pendek yang bukan milik SMM, terbang pada ketinggian 100-150 meter di atas pasukan patroli misi. Pemantau OSCE juga melihat ledakan sekitar 20-30 kilometer ke arah tenggara dari tempat mereka. SMM OSCE mencatat bahwa itu merupakan ancaman bagi keamanan misi.
Menurut Zakharova, hanya pemantau OSCE yang dapat menggunakan drone di zona konflik di Donbass.
"Ini jelas menunjukkan bahwa Ukraina kembali memulai provokasinya di saat negara itu berkoar soal hidup damai," katanya.
Ia juga merasa sangat kecewa karena Paris dan Berlin, pelopor pertemuan Normandy Format, justru belum menunjukkan reaksinya atas serangan tersebut. Sama seperti ketika Penasihat Kantor Presiden Ukraina, Alexei Arestovich, melontarkan ancaman bahwa Kiev dapat menggempur Moskow dengan rudal yang sedang mereka kembangkan, Paris dan Berlin juga tidak menunjukkan reaksinya.
"Mereka tidak dapat berpura-pura bahwa mereka tidak melihat perilaku tak terkendali dari rezim Kiev. Kiev telah melanggar janjinya, di tengah harapan untuk kehidupan yang damai," tutup Zakharova.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: