Ia mengatakan telah mengambil tindakan cepat untuk menghentikan serangan dan memperkuat langkah-langkah pertahanan pemerintah, sambil mengumpulkan data yang relevan untuk menganalisis serangan.
Ada dugaan bahwa peningkatan serangan dilakukan oleh aktor terkait China terhadap sistemnya.
Selain memberikan saran kepada kementerian pemerintah, Chien juga mengatakan bahwa pihaknya telah meminta setiap kementerian untuk mempekerjakan talenta dunia maya untuk menangani pertahanannya sendiri terhadap peretas.
"Ketika suatu departemen telah melakukan upaya yang cukup, maka dilanjutkan dengan perbaikan yang membutuhkan waktu tiga bulan," kata Chien, seperti dikutip dari
Taiwan News, Rabu (10/11).
Dalam pemaparannya, Chien juga menunjukkan bahwa peretas telah mengubah metode mereka, dari menanam program malware di mana-mana hingga menggunakan email dan menyerang target tertentu.
Untuk itu dirinya telah meminta pegawai pemerintah agar tidak mengungkapkan informasi pribadi mereka di media sosial, karena peretas mengumpulkan data tersebut untuk digunakan dalam aktivitas mereka di masa depan.
Serangan terhadap Taiwan yang dikaitkan dengan China muncul sejak pemilihan Presiden Tsai Ing-wen 2016, yang selalu mengklaim kemerdekaan pulau itu dari Beijing. Di sisi lain, pemerintah China menganggap pulau itu sebagai wilayahnya dan tidak mengesampingkan pendudukan militernya di masa depan.
Pada Agustus 2020, peretas Tiongkok memperoleh akses ke sekitar 6.000 akun email milik setidaknya 10 lembaga pemerintah Taiwan, kata para pejabat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: