Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Nilai Ekspor Indonesia ke Tiongkok Melonjak Drastis, Tembus Hingga 85,3 Miliar Dollar AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 18 November 2021, 12:44 WIB
rmol news logo Perdagangan Indonesia untuk China mengalami lonjakan yang cukup pesat. Data yang dirilis oleh Kepabeanan Tiongkok menyebutkan angka pertumbuhan perdagangan Indonesia ke Tiongkok naik sebesar 52,8 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dengan kenaikan sebesar itu, total nilai perdagangan Indonesia dengan Tiongkok pada periode Januari-September 2021 mencapai nilai tertinggi dalam kurun waktu 20 tahun kerja sama perdagangan dua negara, yaitu mencapai 85,3 miliar dollar AS.  

Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, mengungkapkan suka citanya atas pencapaian ini yang menurutnya sangat menggembirakan, yang berarti posisi Indonesia naik satu peringkat dibandingkan tahun 2020.

“Indonesia saat ini dapat mempertahankan posisinya di peringkat ke-4 sebagai negara pengekspor terbesar ke Tiongkok di antara negara anggota ASEAN lainnya.  Dan yang cukup menggembirakan, di antara seluruh negara mitra sebagai eksportir ke Tiongkok, posisi Indonesia naik satu peringkat dibandingkan tahun 2020. Sebelumnya kita ada di posisi ke-14, saat ini kita ada di posisi ke-13," ujarnya dalam pernyataan yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (18/11).

Ia berharap kenaikan ini bisa terus ditingkatkan lagi.

Nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok tercatat mencapai 42,8 miliar dolar AS, tumbuh 59.7 persen dibandingkan dengan total nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok tahun 2020 dalam periode yang sama. Sementara nilai impor Indonesia dari Tiongkok dalam periode ini juga tumbuh positif sebesar 46.5 persen atau mencapai 42,5 miliar dolar AS dibandingkan total nilai impor tahun lalu.

Atase Perdagangan KBRI Beijing, Marina Novira, mengungkapkan, untuk periode Januari-September 2021, data Kepabeanan Tiongkok menunjukkan nilai defisit Indonesia terhadap Tiongkok merosot hingga 109.2 persen, menghasilkan surplus bagi Indonesia sebesar 208,1 juta dollar AS.

Adapun produk unggulan dan potensial Indonesia dalam periode ini yang mengalami peningkatan nilai ekspor signifikan di atas 60 persen dalam kode HS dua digit, di antaranya; Bahan bakar mineral dan produk sulingannya (HS 27) meningkat 86.7 persen, besi dan Baja (HS 72) meningkat 86.2 persen, kemudian lemak dan minyak hewani atau nabati (HS 15) meningkat 118.9 persen, dan aneka produk kimia (HS 38) meningkat 105.1 persen.

Sementara residu dan sisa dari industri makanan (HS 23) meningkat 111.1 persen. Untuk kopi, teh, mate, dan rempah-rempah (HS 09) meningkat 96.6 persen.

Nikel dan turunannya (HS 75) meningkat 54645.4 persen, lalu serat stapel buatan (HS 55) meningkat 68 persen.

Barang dari kulit samak, tas tangan dan sejenisnya (HS 42) meningkat 111.7 persen, produk industri penggilingan (HS 11) meningkat 3410.7 persen, produk olahan yang dapat dimakan (HS 21) meningkat 72.4 persen.

Olahan dari sayuran, buah, biji/kacang (HS 20) meningkat 125.3 persen, barang dari besi atau baja (HS 73) meningkat 75.5 persen.

Mutiara alam, mutiara budidaya, logam mulia (HS 71) meningkat 205.4 persen.

Bulu dan bulu unggas (HS 67) meningkat 102.2 persen, produk hewani (HS 05) meningkat 200.5 persen, olahan dari daging ikan, krustacea, moluska (HS 16) meningkat 727.7 persen, dan masih banyak lagi.  

"Semoga dengan kerja keras bersama, diharapkan sampai akhir tahun 2021, data Kepabeanan Tiongkok akan menunjukkan total nilai perdagangan kita bisa mencari 100 miliar dollar AS dengan surplus pada Indonesia,” harap Dubes. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA