Juru Bicara pemerintah Steffen Seibert mengatakan, Jerman telah menghubungi pihak Belarusia untuk melakukan diskusi segera, walaupun hingga saat ini Jerman tidak mengakui keabsahan Aleksander Lukashenko sebagai presiden Belarusia.
"Melihat pembicaraan dengannya sebagai hal yang penting untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada para migran,' ungkap Seibert pada konferensi pers Rabu (17/11).
Jerman dan juga negara-negara Eropa perlu memperbaiki situasi kemanusiaan di perbatasan yang mengkhawatirkan bagi ribuan orang. "Sehingga masuk akal untuk berbicara dengan orang-orang di Minsk yang memiliki kemungkinan untuk mengubah situasi bahkan jika kita berbicara tentang penguasa, yang legitimasinya tidak diakui oleh Jerman dan negara Eropa lainnya," kata Seibert, seperti dikutip dari
The Moscow Times.
Komentar Seibert muncul sebagai tanggapan atas rencana Kanselir Jerman Angela Merkel yang ingin melakukan dialog dengan Lukashenko. Menurutnya, kanselir ingin penyelesaian segera permasalahan migran. Untuk menemukan cara penyelesaian dan akses ke Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, maka harus ada dialog dengan pihak-pihak yang terkait.
Lukashenko dan Merkel telah melakukan percakapan telepon selama 50 menit pada Senin (15/11). Keduanya membahas cara untuk menyelesaikan krisis migran.
Secara khusus, mereka melihat perlunya bantuan kemanusiaan kepada para migran yang berkumpul di perbatasan Belarus dengan negara-negara Uni Eropa dan setuju untuk melanjutkan kontak mengenai masalah tersebut yang direncanakan segera dalam beberapa hari ke depan.
Sebelum menelepon Lukashenko, Merkel telah menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai sekutu dekat Belarusia dan pihak yang disebut terkait juga dengan krisis migran.
Merkel meminta Putin untuk mempengaruhi Lukashenko. Putin mengatakan, penting untuk melakukan kontak antara negara-negara Uni Eropa dan Belarus untuk menyelesaikan masalah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: