Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Presiden CNE: Budaya Demokrasi Tumbuh di Tengah Masyarakat Venezuela

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yelas-kaparino-1'>YELAS KAPARINO</a>
LAPORAN: YELAS KAPARINO
  • Kamis, 18 November 2021, 22:42 WIB
rmol news logo Mega-pemilu Venezuela yang akan digelar hari Minggu mendatang (21/11) membuktikan bahwa demokrasi adalah budaya yang dianut oleh masyarakat Republik Bolivarian Venezuela. Pemilu ke-29 yang diselenggarakan dalam 22 tahun terakhir itu juga akan mementahkan tuduhan bahwa Venezuela tidak mengenal demokrasi.

“Ketegangan politik di tengah masrakat tentu ada. Namun DNA dan budaya demokrasi benar-benar tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat kami,” ujar Presiden Consejo Nacional Electoral (CNE) atau Dewan Pemilihan Nasional Venezuela, Prof. Pedro Calzadilla Perez, ketika secara resmi membuka proses pemantauan Pemilu 2021 di Hotel JW Marriott, Kamis (18/11).

Pedro Perez mengucapkan selamat datang dan berterima kasih atas respon positif dari sekitar 300 pemantau internasional yang berasal dari 55 negara. Enam di antaranya berasal dari Indonesia.

“Pemilihan umum selalu penting. Namun arti pemilu tanggal 21 November nanti lebih penting lagi dan sangat menentukan,” katanya lagi sambil menambahkan bahwa pemilu yang akan digelar di 23 negara bagian itu adalah bagian dari proses dialog damai yang dilakukan pemerintah dengan kubu oposisi.

“Ini adalah ekspresi dari keinginan rakyat kami berdasarkan demokrasi partisipatoris dan protagonis yang kami anut di Venezuela, yang semangatnya terkandung dalam Konstitusi 1999,” sambungnya lagi.

Pedro Perez juga mengatakan, bahwa banyak gambaran yang tidak akurat mengenai Venezuela dalam pemberitaan di berbagai media massa di luar negeri.

Venezuela kerap digambarkan sebagai negara yang dipimpin oleh diktator. Tuduhan-tuduhan seperti ini, masih katanya, disampaikan oleh pihak-pihak yang tidak ingin melihat Venezuela tubuh dan berkembang menjadi negara yang mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan.

Dia percaya, anggota tim pemantau internasional yang telah hadir di Venezuela dapat melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kehidupan di Venezuela yang jauh dari kesan yang dikembangkan pihak-pihak yang tidak suka melihat Venezuela berdaulat.

“Anda lihat sendiri, selama masa kampanye yang akan berakhir hari ini, tidak ada konflik yang terjadi antara partai politik dan masyarakat pendukung partai politik dan kandidat. Inilah harta karun Venezuela,” sambungnya.

Sistem elektronik yang digunakan telah diaudit oleh 10 akademisi  papan atas di Venezuela sebanyak 17 kali.

“Sistem otomatis yang kami gunakan ini luar biasa, karena dapat menjamin keinginan rakyat dihormati,” demikian Pedro Perez.

Dalam pemilu lokal ini, rakyat Venezuea akan memilih 23 gubernur negara bagian, 2.471 anggota lembaga legislatif di ke-23 negara bagian, 335 walikota, dan 253 legislator.

Melihat skala penyelenggaraan pemilu, berbagai pihak di Venezuela menyebut Pemilu 21N ini dengan istilah mega-pemilu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA