Ini menjadi langkah positif bagi Belarusia yang memberi sinyal bahwa ia ingin meredakan krisis kemanusiaan yang membuat negara itu mendapat tudingan.
Para migran yang selama ini berlindung di hutan perbatasan dengan mendirikan tenda-tenda seadanya, dipindahkan ke pusat transportasi dan logistik yang letaknya beberapa ratus meter dari perbatasan.
"Kamp-kamp ini sekarang kosong, para migran kemungkinan besar telah dibawa ke pusat transportasi-logistik yang tidak jauh dari perbatasan Bruzgi," kata juru bicara Polandia, seperti dikutip dari
TRT.
Dengan ditempatkannya para migran di gudang yang kondisinya jauh lebih baik, mereka tidak lagi merasa kedinginan dan anak-anak bisa bermain dengan aman.
Pemindahan migran terjadi setelah Kanselir Jerman Angela Merkel melakukan upaya dialog dengan Presiden Belarusia Aleksander Lukashenko, dan dialog itu akan dilakukan lagi dalam beberapa hari ke depan untuk mendiskusikan bantuan terhadap migran.
Krisis migran yang telah menjelma menjadi krisis kemanusiaan itu telah banyak merenggut korban dengan anak-anak yang jatuh sakit karena menderita kedinginan dan kelaparan setelah menempuh perjalanan melelahkan.
Pada Kamis (18/11), krisis itu merenggut korban ke-13 setelah sebuah LSM melaporkan bahwa seorang anak berusia satu tahun telah meninggal setelah keluarganya mencoba perjalanan berbahaya melalui Belarus ke Uni Eropa.
Menurut Pusat Bantuan Internasional Polandia, keluarga anak itu berasal dari Suriah dan telah terperangkap di luar hutan selama enam minggu.
Pekan lalu, para migran juga melakukan penyerangan terhadap para petugas yang berusaha mengusir mereka. Beberapa orang nekat memotong kawat pembatas perbatasan dan melempari petugas dengan benda-benda.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: