Langkah tersebut dinilai sebagai upaya untuk tetap memiliki fokus di kawasan Indo-Pasifik, dengan mengimbangi AUKUS yang diumumkan pada September lalu. Upaya Prancis itu terlihat dari kunjungan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian ke Indonesia pada Selasa (23/11).
"Perjalanan ini adalah tentang menegaskan kembali komitmen Prancis untuk Indo-Pasifik, dan untuk mengintensifkan hubungan dengan Indonesia," ujar seorang sumber diplomatik Prancis, seperti dikutip
Reuters.
Ia mengatakan, kunci untuk mengembangkan hubungan itu adalah kerjasama militer yang lebih erat.
Indonesia sendiri ingin meningkatkan kemampuan pertahanannya di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan, dengan China yang semakin agresif.
Dalam beberapa waktu terakhir, Indonesia tengah menjajaki kemungkinan pembelian kapal selam, pesawat tempur, dan kapal perang.
Prancis juga telah melakukan negosiasi dengan Indonesia selama beberapa bulan untuk penjualan 36 jet tempur Rafale. Ini menandatangani
letter of intent (LoI) pada Juni. Meski begitu, negosiasi masih terantuk dengan masalah pembiayaan.
"Prancis menggandakan hubungan Indo-Pasifik lainnya, termasuk Indonesia, dalam arti untuk mengimbangi kehilangan Australia," ujar seorang diplomat.
Paris menuduh Australia menikamnya dari belakang ketika Canberra memilih kapal selam bertenaga nuklir yang akan dibangun dengan teknologi AS dan Inggris, alih-alih program kapal selam Prancis bernilai miliaran dolar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: