Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Aksi Protes Semakin Menggila, Burkina Faso Perpanjang Pemutusan Jaringan Internet

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 25 November 2021, 07:18 WIB
Aksi Protes Semakin Menggila, Burkina Faso Perpanjang Pemutusan Jaringan Internet
Organisasi sipil mengadakan protes pada 16 November 2021, menyusul serangan terhadap pos gendarmerie yang menewaskan 32 orang, menyerukan Presiden Burkina Faso Roch Kabore untuk mengundurkan diri/Net
rmol news logo Aksi protes yang berlarut-larut mendorong pemerintah Burkina Faso memutus koneksi internetnya. Kerusuhan politik dan konvoi militer Prancis yang menembaki para pengunjuk rasa membuat negara itu berada dalam gelombang krisis kemanusiaan.

Sejak Sabtu lalu, pemerintah telah memutuskan koneksi internetnya. Internet akan kembali disambungkan saat kerusuhan mereda. Namun, pada Rabu (24/11) aksi protes kian meningkat. Mendorong pemerintah untuk memperluas pemutusan internet dan telepon, dan memperpanjang madsa pemutusan selama 96 jam.

Pemerintah Burkina Faso, menghadapi kemarahan publik yang meningkat atas pembunuhan berulang-ulang oleh gerilyawan Islam. Pada 14 November lalu, 49 perwira polisi militer dan empat warga sipil tewas di dekat kota utara Inata, yang dilakukan oleh tersangka jihadis, menurut laporan Reuters.

Para pemrotes memblokir konvoi militer Prancis yang melakukan perjalanan melalui kota Kaya ke Niger. Pasukan keamanan Burkinabe menggunakan gas air mata sementara pasukan Prancis melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan aksi tersebut.

Dilaporkan bahwa beberapa pengunjuk rasa terluka akibat kejadian itu. Namun, masih harus diselidiki apakah terluka karena tindakan aparat atau karena kepanikan yang mereka buat saat melakukan aksinya.

Konvoi yang terdiri dari sekitar 60 kendaraan dan 100 tentara terpaksa berbalik arah, kembali ke ibu kota Ouagadougou - di mana sebelumnya telah ditahan oleh protes.

Beberapa wilayah lainnya di Burkina Faso juga dipenuhi aksi protes. Pemerintah dianggap gagal untuk mengekang konflik selama bertahun-tahun dengan militan Islam yang telah menewaskan ribuan orang dan membuat lebih dari satu juta orang mengungsi.

Pekan lalu, pengunjuk rasa menyerukan presiden untuk segera mengambil tindakan atau mundur. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA