Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam pernyatannya pada Rabu (24/11), mengatakan bahwa Beijing menentang keras tindakan Washington.
"Hanya ada satu China, dan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok adalah satu-satunya pemerintahan resmi yang mewakili seluruh Tiongkok," kata Zhao, seperti dikutip dari
Xinhua, Kamis (25/11).
Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok, dan prinsip satu Tiongkok adalah norma yang diakui secara universal yang mengatur hubungan internasional, menurutnya.
Zhao juga menegaskan kembali bahwa Taiwan tidak memiliki status dalam hukum internasional kecuali statusnya sebagai bagian dari China.
"Kami dengan sungguh-sungguh mendesak Amerika Serikat untuk mematuhi prinsip satu-China dan ketentuan yang relevan dari tiga komunike bersama China-AS, dan kami mendesak Amerika Serikat untuk berhenti menyediakan platform apa pun untuk atau mendukung pasukan 'kemerdekaan Taiwan'," kata Zhao.
Ia menambahkan, bermain dengan api dalam hal kemerdekaan Taiwan pada akhirnya akan menarik api ke Amerika Serikat sendiri.
Mengenai apa yang disebut KTT demokrasi, Zhao mengatakan bahwa China telah memperjelas posisinya dalam banyak kesempatan.
Ia menekankan, demokrasi adalah nilai umum semua orang, dan tidak boleh dimonopoli oleh segelintir negara.
"Apa yang telah dilakukan Amerika Serikat adalah bukti bahwa demokrasi hanyalah kedok dan alat yang digunakan oleh pihak AS untuk memajukan tujuan geostrategisnya, menekan negara lain, membelah dunia dan melayani kepentingannya sendiri," kata Zhao.
"Amerika Serikat mengejar politik blok dan menghasut konfrontasi di bawah jubah demokrasi, menyalakan kembali mentalitas Perang Dingin dan menarik pertanyaan luas dan oposisi dari orang-orang berpandangan jauh di komunitas internasional," demikian Zhao.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: