Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Paus Fransiskus: Saya Berdoa agar Tuhan Meraih Tangan Lebanon dan Berkata 'Bangkit'

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 26 November 2021, 07:39 WIB
Paus Fransiskus: Saya Berdoa agar Tuhan Meraih Tangan Lebanon dan Berkata 'Bangkit'
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan, 25 November 2021./Net
rmol news logo Di tengah berbagai krisis yang sedang melanda negaranya, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati bertemu secara pribadi bersama Paus Fransiskus di Vatikan pada Kamis (25/11).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Vatikan mengatakan, dalam pertemuan yang berlangsung selama sekitar 20 menit itu keduanya membahas krisis ekonomi dan sosial yang menghancurkan Lebanon.

“Lebanon adalah sebuah negara, sebuah pesan, dan bahkan janji yang layak diperjuangkan,” kata Paus Fransiskus kepada delegasi Lebanon setelah pertemuan pribadi tersebut, seperti dikutip dari Reuters.

Paus kemudian merujuk pada kisah Injil Yairus di mana Yesus membangkitkan anak perempuan pria itu yang berusia 12 tahun, yang diyakini telah meninggal. Yesus memberi tahu orangtuanya bahwa anaknya hanya tidur. Tak lama, gadis itu bangun ketika Yesus memerintahkan.

“Saya berdoa agar Tuhan mengambil tangan Lebanon dan berkata 'bangkit'," kata paus, seraya menambahkan bahwa negara itu sedang melalui masa yang sangat sulit dan buruk dalam sejarahnya.

“Saya meyakinkan Anda tentang doa saya, kedekatan saya, dan janji saya untuk bekerja secara diplomatis dengan negara-negara sehingga mereka bersatu dengan Lebanon untuk membantunya bangkit kembali,” katanya.

Krisis yang tampaknya tidak pernah berakhir telah menenggelamkan mata uang Lebanon lebih dari 90 persen, menyebabkan kemiskinan meroket dan menyebabkan banyak orang Lebanon beremigrasi.

Pemerintahan Mikati akhirnya terbentuk setelah satu tahun konflik politik memperebutkan kursi kabinet yang hanya memperburuk krisis.

Pada bulan Agustus, pada peringatan pertama ledakan bahan kimia besar di pelabuhan Beirut yang menewaskan 200 orang dan menyebabkan kerugian miliaran dolar, Francis berjanji untuk mengunjungi Lebanon segera setelah situasi memungkinkan.

Dampak dari keruntuhan keuangan Libanon pada 2019 telah membuat sebagian besar negara berada dalam kemiskinan dan donor asing menuntut audit bank sentral dan reformasi keuangan sebelum mereka mengeluarkan dana.

Badan-badan PBB bahkan telah memperingatkan akan datangnya bencana sosial. Bahkan sebuah laporan mengatakan bahwa lebih dari separuh keluarga di Lebanon memiliki setidaknya satu anak yang melewatkan makan di tengah memburuknya kondisi kehidupan secara dramatis.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA