Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rusia: IAEA Harus Turun Tangan Soal AUKUS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 28 November 2021, 07:38 WIB
Rusia: IAEA Harus Turun Tangan Soal AUKUS
Ilustrasi/Net
rmol news logo Pakta pertahanan antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat atau AUKUS telah menciptakan kekhawatiran tersendiri, khususnya pada poin alih teknologi kapal selam nuklir bagi Canberra.

Rusia secara terang-terangan mengaku berharap agar Inggris dan AS membatalkan rencana untuk memberikan teknologi nuklirnya pada Australia.

Di samping itu, perwakilan tetap Rusia untuk organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov meminta agar Badan Energi Atom Internasional (IAEA) secara langsung mengawasi AUKUS.

"Kami berharap bahwa dalam jangka panjang akal sehat akan menang dan setelah 18 bulan para peserta AUKUS mengambil diskusi tambahan tentang proyek kapal selam nuklir, mereka akan sampai pada kesimpulan bahwa perlu untuk membatasi pelaksanaan proyek, dengan opini masyarakat internasional dalam pikiran,” kata Ulyanov pada diskusi Dewan Gubernur IAEA tentang AUKUS pada Sabtu (27/11).

Ulyanov mengatakan, penting bagi IAEA untuk secara teratur membahas AUKUS dalam Dewan Gubernur demi memastikan transparansi dan akuntabilitas.

"Kami prihatin dengan fakta bahwa masih ada kekosongan informasi dan tidak adanya transparansi sama sekali di sekitar AUKUS selama dua bulan setelah inisiatif diumumkan pada 15 September 2021," tambah Ulyanov, seperti dikutip Sputnik.

Ulyanov menyebut, Moskow terus memantau situasi di sekitar AUKUS, dan menekankan saat ini kemitraan tersebut memiliki risiko signifikan bagi keamanan internasional.

"Rencana untuk membangun kapal selam nuklir untuk Angkatan Laut Australia dengan bantuan AS dan Inggris, sebagai bagian dari AUKUS, memiliki dampak destabilisasi pada Perjanjian Non-Proliferasi," ucapnya Ulyanov.

Pada pertengahan September, Australia, AS, dan Inggris mengumumkan kemitraan pertahanan trilateral baru bernama AUKUS. Hal itu membuat Australia membatalkan kesepakatan senilai 66 miliar dolar AS dengan Prancis untuk mengembangkan 12 kapal selam serang bertenaga konvensional. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA