Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Aksi Protes Anti-Teror, Warga Burkina Faso Jarah Gedung Pemerintahan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 28 November 2021, 09:14 WIB
Aksi Protes Anti-Teror, Warga Burkina Faso Jarah Gedung Pemerintahan
Aksi protes warga Burkina Faso/Net
rmol news logo Aksi protes di Burkina Faso diwarnai dengan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi.

Pada Sabtu (27/11), para pengunjuk rasa membakar ban dan menjarah sebuah gedung pemerintahan di ibukota. Sementara polisi menanggapi dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

Gelombang protes di Burkina Faso sendiri dipicu oleh kemarahan warga akibat kegagalan pemerintah menangani kelompok teroris, seperti dikutip Reuters.

Dua pekan lalu, serangan teror di negara Afrika Barat terkait gerilyawan Al Qaeda telah menewaskan 49 petugas polisi militer dan empat warga sipil.

Serangan di dekat kota utara Inata itu adalah yang paling mematikan yang dialami pasukan keamanan Burkinabe sejak pemberontakan pecah pada 2015 dan telah memicu kemarahan terhadap pemerintah dan pasukan militer Prancis yang mendukungnya.

Sejak itu, ada protes yang tersebar terhadap pemerintahan Presiden Roch Kabore. Pada Sabtu pagi, petugas polisi militer meluncurkan tabung gas air mata untuk membubarkan sekitar 100 pengunjuk rasa yang mencoba berbaris menuju pusat ibukota Ouagadougou.

Demonstran di kota Kaya juga mencegah lewatnya konvoi militer Prancis dalam perjalanan ke negara tetangga Niger selama hampir seminggu.

Di Ouagadougou, pengunjuk rasa mendirikan barikade, membakar ban dan tong sampah. Beberapa demonstran kemudian merusak gedung catatan pemerintah di seberang kantor walikota, meninggalkan komputer dan dokumen di jalan.

"Karena dia (Kabore) berkuasa, teroris menyebarkan kehancuran di negara ini dan dia tidak mampu menemukan solusi untuk masalah ini. Jadi kami meminta pengunduran dirinya segera," kata jurubicara gerakan "Selamatkan Burkina Faso", Valentin Yamkoudougou.

Dalam pidatonya, Kabore berjanji untuk mengakhiri "disfungsi" dalam militer setelah laporan polisi di pangkalan dekat Inata telah kehabisan makanan berminggu-minggu sebelum serangan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA