Pengumuman tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri negara itu pada Minggu (28/11) dan akan mulai berlaku Senin (29/11) waktu setempat.
"Langkah itu adalah untuk melestarikan keuntungan yang dibuat oleh Maroko dalam perang melawan pandemi dan melindungi warga negara," kata Kemenlu Maroko dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
Al-Jazeera.
"Langkah itu akan terus dinilai ulang oleh para ahli," tambahnya, menambahkan bahwa larangan itu dapat dipersingkat atau diperpanjang lebih lanjut.
Pengumuman tersebut datang dua hari setelah Maroko melarang penerbangan dari sejumlah negara di Afrika selatan, yang diyakini sebagai hotspot strain baru. Pembatasan serupa telah diluncurkan oleh negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk AS dan Inggris, serta 27 negara anggota UE lainnya.
Varian baru tersebut pertama kali terdeteksi di Botswana awal bulan ini, dan telah menyebar ke beberapa negara Uni Eropa, Israel, Hong Kong dan Inggris. Beberapa negara lain sedang menyelidiki dugaan infeksi tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: