Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa Desak Negara-negara Cabut Pembatasan Perjalanan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 29 November 2021, 08:47 WIB
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa Desak Negara-negara Cabut Pembatasan Perjalanan
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa/Net
rmol news logo Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengaku keberatan dengan strategi pembatasan perjalanan yang diambil oleh sejumlah negara terkait munculnya Covid-19 varian Omicron di negaranya

Lewat sebuah pernyataan pada Minggu (27/11) Ramaphosa mengatakan bahwa langkah tersebut tidak dapat dibenarkan secara ilmiah, dan meminta agar negara-negara tersebut mencabut keputusannya.

“Kami menyerukan kepada semua negara yang telah memberlakukan larangan perjalanan di negara kami dan negara-negara saudara kami di Afrika selatan untuk segera dan segera membalikkan keputusan mereka,” kata Ramaphosa, dalam pidato pertamanya sejak varian Omicron terdeteksi, seperti dikutip dari Reuters, Senin (29/11).

“Larangan bepergian tidak diinformasikan oleh sains,” tambahnya.

Ia mengatakan laporan tersebut hanya akan merusak proses pemulihan ekonomi setelah pandemi.

“Satu-satunya hal yang akan dilakukan larangan perjalanan adalah untuk lebih merusak ekonomi negara-negara yang terkena dampak dan merusak kemampuan mereka untuk menanggapi, dan pulih dari, pandemi,” tambahnya.

“Pembatasan ini tidak dapat dibenarkan dan mendiskriminasi secara tidak adil terhadap negara kami dan negara-negara saudara kami di Afrika selatan," lanjutnya.

Lusinan negara telah memasukkan Afrika Selatan dan tetangganya ke daftar hitam sejak ilmuwan Afrika Selatan minggu ini menandai varian baru tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Omicron sebagai "varian perhatian" yang berpotensi lebih menular daripada varian sebelumnya.

Komentar Ramaphosa pada Minggu datang ketika varian Omicron yang disebut lebih menular dari strain sebelumnya terus menyebar ke seluruh dunia, di mana kasus baru diidentifikasi di Belanda, Denmark dan Australia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA