Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (28/11), direktur regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti mendesak negara-negara untuk mencabut larangan tersebut.
Alih-alih, Moeti meminta negara-negara untuk mengikuti sains dan peraturan kesehatan internasional.
"Pembatasan perjalanan mungkin sedikit berperan dalam mengurangi penyebaran Covid-19, tetapi memberi beban berat pada kehidupan dan mata pencaharian," ujarnya, seperti dikutip
Associated Press.
Moeti mengatakan, berdasarkan Peraturan Kesehatan Internasional yang diakui oleh lebih dari 190 negara, jika pembatasan diterapkan, maka tidak boleh bersifat invasif atau mengganggu yang tidak perlu, serta harus berbasis ilmiah.
Setelah Afrika Selatan mengumumkan munculnya varian Omicron pada pekan lalu, WHO menindaklanjuti dengan membuat pertemuan darurat pada Jumat (26/11).
Dalam pertemuan darurat, WHO memasukkan varian Omicron ke dalam daftar varian yang mendapatkan perhatian karena diyakini memiliki potensi lebih menular dan berbahaya.
Kabar tersebut kemudian ditanggapi banyak negara dengan menutup perbatasan.
Israel memutuskan untuk melarang masuknya orang asing, dan Maroko mengatakan akan menangguhkan semua penerbangan masuk selama dua pekan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: