"(Keputusan itu) berasal dari keinginan kerajaan untuk menyediakan semua layanan konsuler kepada rakyat Afghanistan," kata Kementerian Luar Negeri, seperti dikutip
Saudi Press Agency pada Selasa (30/11).
Sehari sebelumnya, Senin (29/11), Arab Saudi menyerukan agar Organisasi Kerjasama Islam menggelar pertemuan luar biasa untuk dewan menteri demi membahas situasi kemanusiaan di Afghanistan.
Dalam inisiasi tersebut, Pakistan menawarkan untuk menjadi tuan rumah pertemuan di Islamabad pada 17 Desember.
Kerajaan memperingatkan bahwa jika Afghanistan menghadapi keruntuhan ekonomi setelah Taliban mengambil alih kekuasaan musim panas ini, itu akan merusak perdamaian dan stabilitas regional dan internasional.
Pada 17 Agustus, dua hari setelah Taliban menguasai Kabul, AS membekukan aset bank sentral Afghanistan senilai 9,5 miliar dolar AS.
Donor dan organisasi internasional termasuk Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional telah berhenti melakukan pembayaran kepada rezim sementara Taliban.
PBB memperkirakan bahwa 22,8 juta orang atau lebih dari setengah penduduk Afghanistan akan menghadapi masalah pangan yang parah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: