Demikian yang dikatakan oleh jurubicara Taliban Suhail Shaheen melalui cuitan di akun Twitter-nya pada Rabu (1/12).
"Memiliki Afganistan yang merdeka adalah hak yang sah dari rakyat Afganistan. Untuk ini mereka berjuang selama beberapa dekade," tulis Shaheen.
"Mengapa mereka harus menjadi sasaran sanksi, tekanan dan kehilangan kursi di PBB karena mereka menginginkan Afghanistan yang bebas dari pendudukan dan dapat memiliki hubungan positif dengan negara mana pun di dunia berdasarkan kepentingan bersama," tambahnya.
Pernyataan Shaheen sendiri muncul ketika Taliban tidak mendapatkan kursi untuk mewakili Afghanistan di pertemuan komite Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Rabu.
Pada akhir pekan lalu, Sabtu (27/11), Perdana Menteri Imarah Islam Afghanistan, Mullah Mohammad Hassan Akhund akhirnya tampil di hadapan publik dan memberikan pidato untuk pertama kalinya.
Dalam pidatonya, Akhund mengatakan, Taliban telah memenuhi janji untuk melanjutkan pertempuran sampai pemerintahan Islam berkuasa di Afghanistan.
Lewat kesempatan tersebut, Akund menekankan, Imarah Islam Afghanistan ingin memiliki hubungan baik dengan semua negara. Ia juga menegaskan pihaknya tidak akan ikut campur dalam urusan internal negara mana pun.
Dia juga meminta masyarakat internasional untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan mereka kepada rakyat Afghanistan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: